Ternate, 28/3 (Antara Maluku) - Anggota Komisi I DPR Irene Lusiana Roba akan memperjuangkan penambahan pembangunan tower Base Tranceiver Station (BTS) telepon seluler di Kabupaten Pulau Morotai untuk meningkatkan jangkauan pelayanan telepon seluler di daerah itu.
"Selain di Kabupaten Pulau Morotai, saya juga akan memperjuangkan penambahan tower BTS di wilayah lainnya yang juga belum mendapatkan jangkauan layanan telepon seluler secara memadai, seperti di Weda, Kabupaten Halmahera Tengah," katanya di Ternate, Senin.
Menurut anggota Komisi I DPR dari daerah pemilihan Malut itu, layanan telekomunikasi seperti telepon seluler saat ini telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, termasuk di Kabupaten Pulau Morotai yang merupakan daerah terdepan dari Negara Republik Indonesia.
Justru untuk daerah seperti Morotai itu, kata Irene Lusiana Roba, layanan telekomunikasi menjadi semakin penting untuk membangkitkan semangat bela negara dan jiwa nasionalisme masyarakat setempat, termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman dari luar.
Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP itu mengatakan, penambahan tower BTS di Kabuaten Pulau Morotai tersebut akan diperjuangkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, karena kalau memperjuangkannya ke perusahaan telepon seluler kecil kemungkinan cepat terwujud.
"Masalahnya jumlah masyarakat di Pulau Morotai sangat sedikit sehingga perusahaan telepon seluler berpikir panjang untuk membangun tower BTS yang biayanya cukup mahal, jadi dalam kondisi seperti ini negara melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika harus hadir memberikan subsidi pembangunan tower BTS," katanya.
Menurut dia, upaya memperjuangkan pembanguan tower BTS di Malut kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika telah dilakukannya sejak 2015 dan saat itu mendapat tanggapan positif terbukti Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun 12 tower BTS di daerah ini.
Selain pembangunan tower BTS di Kabupaten Pulau Morotai, Irene Lusiana Roba yang pulang ke Malut dalam rangka reses itu juga akan memperjuangkan pengoperasian stasiun produksi RRI di Morotai untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Selain di Kabupaten Pulau Morotai, saya juga akan memperjuangkan penambahan tower BTS di wilayah lainnya yang juga belum mendapatkan jangkauan layanan telepon seluler secara memadai, seperti di Weda, Kabupaten Halmahera Tengah," katanya di Ternate, Senin.
Menurut anggota Komisi I DPR dari daerah pemilihan Malut itu, layanan telekomunikasi seperti telepon seluler saat ini telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat, termasuk di Kabupaten Pulau Morotai yang merupakan daerah terdepan dari Negara Republik Indonesia.
Justru untuk daerah seperti Morotai itu, kata Irene Lusiana Roba, layanan telekomunikasi menjadi semakin penting untuk membangkitkan semangat bela negara dan jiwa nasionalisme masyarakat setempat, termasuk untuk mengantisipasi kemungkinan adanya ancaman dari luar.
Anggota Komisi I dari Fraksi PDIP itu mengatakan, penambahan tower BTS di Kabuaten Pulau Morotai tersebut akan diperjuangkan ke Kementerian Komunikasi dan Informatika, karena kalau memperjuangkannya ke perusahaan telepon seluler kecil kemungkinan cepat terwujud.
"Masalahnya jumlah masyarakat di Pulau Morotai sangat sedikit sehingga perusahaan telepon seluler berpikir panjang untuk membangun tower BTS yang biayanya cukup mahal, jadi dalam kondisi seperti ini negara melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika harus hadir memberikan subsidi pembangunan tower BTS," katanya.
Menurut dia, upaya memperjuangkan pembanguan tower BTS di Malut kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika telah dilakukannya sejak 2015 dan saat itu mendapat tanggapan positif terbukti Kementerian Komunikasi dan Informatika membangun 12 tower BTS di daerah ini.
Selain pembangunan tower BTS di Kabupaten Pulau Morotai, Irene Lusiana Roba yang pulang ke Malut dalam rangka reses itu juga akan memperjuangkan pengoperasian stasiun produksi RRI di Morotai untuk meningkatkan pelayanan informasi kepada masyarakat.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016