Ambon, 30/3 (Antara) - Sebanyak 16 anak buah kapal (ABK) asing asal Myanmar korban perdagangan manusia yang masih berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon di kawasan Tantui akan dipulangkan ke negara asal mereka.

"Pemulangan 16 ABK asal Myanmar ini merupakan tahap terakhir," kata Kepala PPN Ambon Cholieq Syahid, Rabu.

Ia menyatakan para ABK asing korban perdagangan manusia di Benjina, Kepulauan Aru itu akan diberangkatkan besok (Kamis) dari Bandara Pattimura Ambon menuju Jakarta, dan kemudian diterbangkan ke Thailand untuk selanjutnya dibawa ke Myanmar.

16 ABK asing itu bagian dari 472 korban perdagangan manusia yang ditampung di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon sejak Maret 2015.

Selama masa tunggu, PPN Ambon dan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) memfasilitasi tempat tinggal serta kebutuhan pangan dan sandang mereka.

?Jadi tempat kita sediakan, pakaian dan makanan serta kesehatan ditanggung IOM sampai kepulangan mereka juga diurus oleh IOM,? kata Cholieq.

Pantauan Antara, wajah para ABK asal Myanmar itu terlihat berbinar senang karena akan segera tiba di negara asal mereka, setelah bertahun-tahun dipekerjakan tanpa upah di kapal-kapal ikan yang beroperasi di perairan Maluku.

Namun, ada pula yang tampak sedih sebab harus berpisah dengan anak dan isteri yang merupakan warga negara Indonesia.

Ratusan ABK asing asal Myanmar, Laos, Kamboja dan Thailand menjadi korban perbudakan di kapal-kapal ikan yang dikelola PT. Pusaka Benjina Resources di Kabupaten Kepulauan Aru.

Kasus perbudakan manusia itu pertama kali diungkap wartawan Associated Press pada tahun lalu.

Pewarta: Nur Januarita

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016