Ternate, 29/4 (Antara Maluku) - Bank Indonesia Maluku Utara meminta masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai uang palsu, menyusul temuan di kawasan Pasar Gamalama, beberapa waktu lalu.

"Meskipun jumlahnya sangat kecil tetapi hampir setiap bulan ada temuan uang palsu, pecahannya sama Rp50.000," kata Kepala Perwakilan BI Maluku Utara Dwi Tugas Walianto, di Ternate, Jumat.

Uang palsu yang ditemukan itu, kata dia, jika dicermati dengan seksama dapat terlihat jelas sekali perbedaannya dari pecahan Rp50.000 yang asli.

Bila uang asli, gambar pahlawan Gusti Ngurahrai jelas kelihatan, sedangkan yang palsu tidak jelas atau blur.

Selain itu, uang palsu tidak timbul dan benar-benar halus, kalau yang asli kasar dan angka Rp50 ribu timbul.

"Uang palsu juga mudah robek," katanya.

Dwi mengatakan, untuk mengantisipasi peredaran uang palsu, BI selalu melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang yang bisa dilakukan dengan cara 3D (dilihat, diraba dan diterawang).

"Kami akan sepenuhnya bekerjasama dengan media cetak maupun elektronik untuk untuk mensosialisasikan ciri-ciri keaslian uang rupiah, agar masyarakat dapat mengakses informasi yang selalu kami berikan tentang keaslian uang rupiah," katanya.

Ia menambahkan, di BI pusat ada laboratorium yang disebut Bank Indonesia Countership Analisys Center (BICAC) untuk menganalisis jenis pemalsuan dan deteksi nomor seri uang.

"BI juga punya wadah yang disebut Badan Pemberantasan Uang Palsu (Butasupal) yang beranggotakan lima orang dari BI, Polri, BIN, Kejaksaan Agung dan Kementerian Keuangan," katanya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016