Ambon, 19/5 (Antara Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku mencatat deflasi bulanan di daerah ini pada April 2016 sebesar 0,95 persen (mtm) atau inflasi 0,82 persen (yoy), jauh di bawah rata-rata historis lima tahun terakhir, yaitu inflasi 0,48 persen (mtm).

Kepala Perwakilan BI Provinsi Maluku Wuryanto, di Ambon, Rabu mengatakan deflasi bulanan ini didorong oleh terjadinya deflasi di Kota Ambon sebesar 1,07 persen (mtm) dan rendahnya inflasi di Kota Tual, yaitu sebesar 0,22 persen (mtm).

"Risiko inflasi di Maluku tetap terjaga, dengan laju yang mengarah pada sasaran rodmap pengendalian inflasi Maluku tahun 2016, yaitu 5,5 lebih kurang 1 persen (yoy)," katanya.

Menurut dia, pencapaian deflasi pada bulan April 2016 tak lepas dari terjaganya stabilitas perekonomian, baik di level nasional maupun di daerah. Stabilitas nilai tukar Rupiah membatasi tekanan inflasi komponen inti di tengah membaiknya keyakinan konsumen.

Selain itu, kebijakan pemerintah untuk kembali menurunkan harga bensin, tarif listrik, dan tarif angkutan udara pada bulan April mendorong deflasi dari sisi administered prices.

Pada sisi volatile food, katanya deflasi didorong oleh deflasi pada kelompok ikan segar sebesar 18,06 persen (mtm) seiring dengan melimpahnya stok ikan.

Panen raya gabah kering pada daerah sentra juga turut mendorong terjadinya deflasi, tercermin dari harga beras yang mengalami deflasi sebesar 0,06 persen di Kota Ambon dan 0,5 persen (mtm) di Kota Tual.

"Ke depan, sinergi pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan terus ditingkatkan," tandas Wuryanto.

Ia menuturkan pada rapat koordinasi pada 26 April 2016, TPID Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) bersama TPID Provinsi Maluku telah menyepakati untuk memperkuat pemantauan harga pangan melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten SBB.

"Pemkab SBB juga akan melakukan penjajakan kerja sama pemantauan harga dengan BPS. Komitmen ini merupakan kelanjutan dari komitmen TPID Maluku untuk melakukan integrasi pemantauan harga nasional melalui Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) online, sebagaimana dilakukan oleh Kota Ambon dan Kota Tual," ujarnya.

Oleh karena itu, dalam jangka pendek, hasil pantauan ini akan dimanfaatkan dalam persiapan program TPID Maluku dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri selama periode Juni-Juli 2016.

Mencermati potensi inflasi terkini, tambahnya kondisi perekonomian, dan program pengendalian inflasi TPI dan TPID, tekanan inflasi pada bulan Mei 2016 diperkirakan akan sedikit meningkat, namun tidak setinggi rata-rata historis.

Hal itu seiring dengan mulainya persiapan Ramadhan, yang berpotensi meningkatkan permintaan masyarakat dan ekspektasi kenaikan harga, disamping kenaikan tarif listrik non subsidi dan masuknya musim penghujan.

"Terjaganya inflasi Maluku ke depan juga didukung oleh stabilitas nilai rupiah, trend penurunan harga minyak internasional, serta turunya tarif angkutan kota dalam provinsi di Kota Ambon pada awal Mei 2016," kata Wuryanto.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016