Ambon (ANTARA) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menggelar operasi pasar setiap pekan selama Ramadhan untuk menjaga stabilitas harga pasar.
“Kami minta Pemkot Ambon kalau bisa setiap pekan gelar operasi pasar, sehingga pemerintah dapat menjaga stabilitas harga dalam rangka pengendalian tingkat inflasi,” kata Sekretaris Komisi II DPRD Kota Ambon Taha Abubakar, di Ambon, Sabtu.
Ia mengatakan, hal ini menyikapi kenaikan bahan pokok di Kota Ambon yang kini menjadi perhatian serius Komisi II DPRD Kota Ambon.
Ia menyebutkan, kenaikan bahan pokok berupa beras dan sayur-sayuran di pasar bukan tanpa sebab. Masalah ini pun telah menjadi isu nasional dikarenakan daerah-daerah produksi seperti Jawa dan Sulawesi mengalami penurunan produksi.
"Bisa juga pengaruh cuaca hingga mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok baik beras maupun sayur-sayuran," ujarnya.
Menurutnya, dengan masalah ini, DPRD telah meminta Pemerintah Kota Ambon agar dapat melakukan operasi pasar setiap pekan.
Politisi PPP itu mengaku, untuk persoalan beras, Pemerintah juga telah menyiasati dengan melakukan subsidi terhadap kenaikan bahan pokok tersebut.
Artinya, beras yang dijual pedagang dengan harga Rp85 ribu, tapi oleh pemerintah sudah dijual seharga Rp55 ribu.
"Makanya menjelang Idul Fitri 1445 Hijriah, kami minta supaya digelar operasi pasar tiap pekan," ucapnya.
Menyikapi hal itu Pemerintah Kota Ambon memberikan subsidi harga beras kepada masyarakat sebagai upaya mengendalikan kenaikan harga komoditas pokok tersebut
Kepala Dinas Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Ambon Josias Loppies menyatakan, kenaikan harga beras terjadi merata di Indonesia, termasuk Kota Ambon, sehingga pemerintah memberikan subsidi untuk membantu masyarakat.
"Subsidi diberikan terhadap harga jual beberapa jenis beras, sesuai perjanjian kerjasama yang dilakukan dengan pihak distributor di kota Ambon," katanya.
Sesuai perjanjian kerja sama dengan distributor, akan diberikan subsidi beras Rp10.000 sampai dengan Rp25.000.
"Jadi kalau harga beras dari distributor Rp80.000 per 5 kg, maka kita jual Rp55.000 berarti subsidi Rp25.000, jika harga beras dari distributor Rp78.000, maka kita jual Rp 55.000,berarti subsidi Rp23.000," katanya.
Selain memberikan subsidi untuk beras pihaknya juga untuk gula pasir dan minyak goreng jenis Minyak Kita.
"Untuk gula pasir kita berikan subsidi sebesar Rp2.300 hingga Rp3.500, jika harga gula pasir Rp16. 500 maka dijual Rp14. 000 per kilogram. Kemudian minyak goreng diberikan subsidi Rp1.500 hingga Rp2.500 per liter, " katanya.
Ia menjelaskan, bahan pokok tersebut dijual pada kegiatan operasi pasar program pangan murah, yang dilaksanakan setiap pekan.