Ambon, 26/5 (Antara Maluku) - Peserta lomba napak tilas dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup se-dunia tahun 2016, melakukan penanaman 200 anakan sukun di lokasi finis di Negeri Kusu-Kusu, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Kamis.

Ketua Panitia penyelenggara Hari Lingkungan Hidup se- dunia, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Maluku, Junan Tan, mengatakan, penanaman ratusan pohon sukun tersebut sebagai salah satu upaya untuk mereboisasi kembali hutan yang gundul.

"Aksi penanaman pohon ini juga untuk menyadarkan tentang pentingnya melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar terutama hutan. Apalagi kawasan hutan di Negeri Kusu-Kusu selama ini menjadi pusat resapan air untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi sebagian besar warga di kota Ambon," ujarnya.

Penanaman 200 anakan sukun tersebut berdasarkan permintaan pemerintah Negeri dan warga Kusu-Kusu, agar kelak jika berbuah dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Kami sebenarnya memprogramkan penanaman beberapa jenis pohon tanaman umur panjang yang bernilai ekonomis di Kusu-Kusu, tetapi berdasarkan permintaan pemerintah Negeri akhirnya dialihkan untuk tanaman sukun, karena tidak terdapat di negeri tersebut," katanya.

Junan yang juga Sekretaris Bapedal Maluku, mengemukakan, napak tilas merupakan satu dari tiga mata lomba yang digelar pihaknya dalam rangka memperingati hari lingkungan hidup se-dunia yang jatuh pada 5 Juni mendatang.

Lomba napak tilas yang diikuti 175 peserta dan terbagi dalam 35 regu terdiri dari pelajar, mahasiswa, LSM, dan masyarakat umum bertujuan juga untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang masalah-masalah lingkungan.

"Kami melalui lomba ini beringin menggugah kalangan generasi muda untuk kembali mencintai lingkungan sebagai salah satu sumber daya penting bagi kehidupan dan masa depan makhluk hidup, termasuk di kota Ambon dan sekitarnya, termasuk keberadaan hutan sebagai sumber air bersih," katanya.

Masing-masing regu perserta terdiri dari lima orang dan harus berjalan kaki sekitar 20 kilometer menyusuri jalan raya maupun perbukitan dan melewati tiga pos yang ditetapkan, di mana pada masing-masing pos para peserta diwajibkan menjawab pertanyaan yang disediakan panitia, dan pada pos terakhir di Negeri Kusu-Kusu melakukan aksi penanaman ratusan anakan sukun tersebut.

Selain napak tilas, Bapedal maluku juga menggelar lomba mewarnai yang diikuti 82 siswa Taman Kanak-Kanak (TK) se-kota Ambon dan lomba bersih pantai diikuti 33 desa, negeri, dan kelurahan di kota Ambon yang letaknya di pesisir pantai Teluk Ambon bagian dalam maupun luar.

"Khusus lomba bersih pantai, penilaiannya dilakukan tersendiri dan secara diam-diam oleh panitia dan tim juri yang telah dibentuk, sehingga diperoleh data riil tentang kondisi pesisir pantai desa, negeri, dan kelurahan yang menjadi pesertanya," kata Junan.

Pelaksanaan ketiga lomba tersebut disesuaikan dengan tema Hari Lingkungan Hidup Dunia tahun 2016 yakni "Go Wild For Life" atau memerangi perdagangan ilegal satwa liar.

Kegiatan tersebut juga bertujuan menggerakkan setiap komponen masyarakat untuk sadar dan berperan melindungi serta melestarikan lingkungan maupun satwa liar, mengajak anak usia dini untuk mengenal hewan-hewan endemik Maluku yang dilindungi serta membangkitkan kreativitas dan seni gemar menggambar.

Selain itu, juga mengajak masyarakat di desa, negeri, dan kelurahan sepanjang Teluk Ambon untuk menjaga kebersihan lingkungan dan estetika pesisir pantai, serta membangkitkan semangat generasi muda untuk lebih dekat dengan alam dan menjaganya dari pencemaran dan kerusakan.

Ditambahkan, pihaknya melibatkan kalangan perguruan tinggi, LSM lingkungan, wartawan, pelukis profesional serta kalangan Bapedal Maluku untuk melakukan penilaian dan penjurian terhadap tiga jenis lomba tersebut.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016