Ambon, (Antara Maluku) - Seorang pakar sosial ekonomi pertanian dari Universitas Darussalam (Unidar) Ambon, Dr Muhammad Nasir Benunur sedang mengembangkan sukun yang merupakan panganan lokal menjadi cemilan modern aneka rasa.
Ditemui ANTARA di Kampus Unidar, Desa Tulehu, Pulau Ambon, Kabupaten Maluku Tengah, Rabu, Benunur menyatakan pengolahan pangan lokal yang di Maluku terkenal dari Desa Tengah-Tengah, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah itu merupakan bentuk pengabdiannya kepada masyarakat.
"Sukun itu kalau dibikin jadi keripik atau cemilan lain, kemudian dikelola dengan teknik pemasaran yang baik dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Cuma yang dijajakan pedagang kecil saat ini masih skala tradisional dan pasarannya terbatas," katanya.
Ia mengatakan, keripik sukun aneka rasa yang dibuatnya memperhatikan aspek "marketing" yang menjadi kebutuhan suatu usaha kecil (home industry), termasuk membuat kemasan yang menarik dan mengurus izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Selain itu, pelaku usaha kecil yang akan dibina diberikan pelatihan terkait pengolahan pangan yang mengandung kadar air sangat tinggi itu.
"Saya berencana akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi Kota Malang untuk memberikan pelatihan seputar menejemen usaha dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha itu. Saya akan mengirimkan beberapa orang untuk dilatih di Malang," katanya.
Kaya mineral dan vitamin
Benunur menjelaskan, sukun mengandung karbohidrat dan protein yang sangat tinggi.
"Tinggal sekarang bagaimana dia (sukun, red) dipoles menjadi cemilan yang dapat menembus pasar nasional," katanya.
Nutrisi yang terkandung dalam buah sukun segar tidak kalah dengan jagung maupun umbi-umbian. Dalam bentuk tepung, nilai gizinya diperkirakan setara dengan beras.
Dibandingkan dengan pangan sumber karbohidrat lain seperti ubi kayu, sukun memiliki kandungan protein yang lebih segar. Sementara dengan ubi jalar dan kentang, kandungan karbohidrat sukun lebih tinggi.
Sukun juga kaya akan unsur-unsur mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosfor (P), zat besi (Fe), vitamin B1, B2 dan C.
Selain itu, tanaman yang cocok hidup di daerah tropis itu juga mengandung asam amino esensial yang tidak diproduksi oleh tubuh manusia, seperti histidine, isoleusin, lysine, methionin, triptophan, dan valin.
Muhammad Nasir Benunur menambahkan, untuk dapat menembus pasar nasional, cemilan yang akan digarapnya harus bisa menguasai pasar lokal. Caranya, dimulai dengan menjajaki titik-titik pasar cemilan atau oleh-oleh seperti pelabuhan dan terminal.
"Para penumpang yang turun maupun akan pergi tentunya membeli cemilan atau oleh-oleh untuk dimakan di atas kapal atau dibawa ke tempat tujuan. Dari situ 'link marketingnya' bisa berkembang," katanya menjelaskan.
Ia berharap, apa yang dikerjakannya itu dapat memotivasi warga Maluku untuk menggarap sumber daya alam daerah demi peningkatan perekonomian masyarakat.
"Pengembangan pangan lokal ini juga harus diperhatikan oleh pemerintah daerah sehingga ketika orang berkunjung ke sini banyak yang bisa ditawarkan pasar lokal untuk dijadikan oleh-oleh," kata Benunur.