Ambon, 29/5 (Antara Maluku) - Pelukis muda Tsart Saiya sedang mempersiapkan buku "Urban Sketch", yang bercerita mengenai sisi lain kehidupan sosial di Kota Ambon melalui lukisan sketsa.

"Sudah separuh rampung lukisannya karena konsepnya memang sudah matang, tetapi saya tidak ingin terburu-buru mengerjakannya agar bisa mendapatkan hasil yang baik karena memang buku ini untuk mempromosikan Ambon, targetnya diluncurkan pada 2017," kata Tsart, di Ambon, Rabu.

Pelukis muda asal desa Aboru, pulau Haruku, kabupaten Maluku Tengah yang bernama lengkap Theizard Saiya itu mengatakan melalui lukisan sketsa di buku Urban Sketch, ingin bercerita mengenai kehidupan sosial masyarakat di kota Ambon dari sudut-sudut yang sederhana dan sisi yang berbeda.

Karena itu dalam mengerjakan buku lukisannya, Tsart yang saat ini masih berstatus mahasiswa Fakultas Perikanan Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, lebih banyak mengunjungi sudut-sudut kota, pasar dan tempat aktivitas masyarakat kemudian melukis di sana.

Ia menargetkan sedikitnya 50 lukisan sketsa akan ditampilkan dalam buku Urban Sketch, dan saat ini sudah 20- an lukisan yang rampung.

"Saya ingin bercerita melalui lukisan sketsa yang dibuat dalam bentuk buku, melihat sisi lain kehidupan sosial di Ambon, dan memperkenalkannya dari sudut-sudut yang sederhana, cerita yang apa adanya, seperti tentang sampah yang menumpuk," ujarnya.

Selain sibuk dengan aktivitas kuliah dan menyiapkan buku Urban Sketch, saat ini Tsart juga sedang menggarap ilustrasi untuk buku kumpulan puisi penyair lokal Wesly Johannes dan Theo Rumthe.

"Lumayan sibuk karena sedang garap ilustrasi untuk buku kumpulan puisi," katanya

Pelukis yang beberapa kali ikut melelang lukisannya di Belanda untuk mendanai pengembangan anak-anak cacat di sekolah luar biasa (SLB) milik Keuskupan Amboina itu mengatakan, dalam berkesenian ia tidak ingin terpaku dengan satu jenis aliran saja, makanya lebih suka bebas berekspresi.

Karena itu, selain sketsa ia juga menyukai jenis seni lukis kontemporer dan ekspresionisme.

Theizard merupakan sulung dari pasangan Marthen Saiya dan Agustina Gainau, yang dilahirkan di Ambon pada 16 Mei 1992.

Ia mengaku menyukai seni rupa sejak kecil karena sering melihat aktivitas papanya yang juga seorang pemahat, tapi mulai aktif melukis sejak berusia 17 tahun saat melihat suatu pameran lukisan lokal sewaktu dalam perjalanan pulang dari sekolah.

Selain aktif melukis, Tsart yang pernah terlibat dalam kegiatan Residensi Masyarakat Indonesia Cipta pada 2012, juga pernah menjadi guru menggambar bagi anak-anak cacat di SLB milik Keuskupan Amboina.

Ia dan teman-temannya sesama pelukis yang tergabung dalam komunitas Kanvas Alifuru juga pernah terlibat dalam pelelangan lukisan yang diselanggarkan oleh yayasan sosial di Belanda untuk mendanai pengidap HIV/Aids dan perempuan korban kekerasan.

"Rencananya setelah lulus dari fakultas perikanan nanti akan melanjut studi S2 (strata dua) di bidang seni. Saya tetap akan menjadi seorang sarjana perikanan tapi tidak akan meninggalkan dunia berkesenian,"tandas Tsart.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016