Ambon, 7/7 (Antara) - Para perajin anyaman ketupat di Kota Ambon sejak 4 Juli 2016 panen dari hasil penjualan.

Di pasar Mardika dan Batumerah, Selasa, terlihat para pedagang musiman ketupat menawarkan hasil kerajinannya Rp8.000/ikat (10 buah) maupun Rp15.000/dua ikat.

Abidin (30), warga desa Wayame yang ditemui di sudut jalan pintu masuk pasar Mardika mengatakan, pendapatannya sejak Senin(4/6) hingga Selasa siang mencapai ratusan ribu rupiah.

Dia menjelaskan, dalam sehari dia bisa meraup keuntungan sebesar Rp200.000 hingga Rp250.000.

"Saya beli tumbak kelapa di desa Laha maupun Latuhalat dengan harga Rp25.000/tumbak, selanjutnya dari malam hari bersama istri melakukan anyaman dan siap untuk dipasarkan," katanya.

Abidin berjualan di pasar Mardika, sedangkan istrinyan di pasar Batumerah dengan harga yang sama yakni Rp8.000/ikat (10 buah).

Dia mengatakan keuntungannya lumayan sebab mengeluarkan modal untuk membeli tumbak kelapa Rp100.000 hingga Rp150.000 untuk membeli tumbak kepala.

Lain lagi dengan Rohim, pedagang yang hanya menjual hasil anyaman orang lain juga cukup lumayan pendapatannya.

Dia mengatakan, tidak bisa menganyam daun kelapa menjadi ketupat, dengan demikian membeli dari orang lain selanjutnya dijual.

"Saya beli tumbak kelapa di desa Laha dengan harga Rp25.000/tumbak, selanjutnya menyewa orang lain untuk menganyam menjadi ketupat dengan harga Rp300/buah," katanya.

Dia mengakui, keuntungannya juga lumayan sebab mengeluarkan modal untuk membeli tumbak kelapa Rp100.000 untuk empat tumbak, kemudian membayar sewa anyaman 400 buah ketupat sebesar Rp120.000.

"Hasil penjualan di pasar dari 400 buah ketupat sebesar Rp320.000, dikeluarkan biaya anyam Rp120.000 ditambah dengan Rp100.000 biaya membeli tumbak kepala, dengan demikian keuntungan yang diraup Rp100.000/hari," ujar Rohim.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016