Ambon, 28/7 (Antara) - Tingkat "intra uterin fetal death" (IUFD) atau bayi yang mati dalam kandungan ibu cukup tinggi di kota Ambon, ibu kota Provinsi Maluku.

"Kematian tersebut terjadi saat usia kehamilan lebih dari 28 minggu dan penyebabnya sering tidak diketahui oleh ibu hamil, hal ini harus menjadi perhatian serius para ibu," kata Ketua IBI kota Ambon, Magdalena Pauno, Kamis.

Menurut dia, penyebab bayi meninggal di dalam kandungan yang harus diketahui kaum ibu yakni terkait masalah genetik janin, bentuk rahim tidak normal, hamil di usia tua dan obesitas.

Pendapat lain juga mengatakan kematian janin dalam kehamilan adalah kematian janin dalam kehamilan sebelum proses persalinan berlangsung pada usia kehamilan 28 minggu ke atas atau berat janin 1000 gram ke atas.

"Hal tersebut disebabkan fetal (penyebab 25-40%) anomali/malformasi kongenital mayor, kelainan jantung congenital, kelainan kromosom termasuk penyakit bawaan, dan plasenta," ujarnya.

Magdalena mengatakan, kasus kematian ibu dan bayi di lima puluh desa dan kelurahan di Ambon mengalami penurunan cukup signifikan, terutama kematian ibu sedangkan kematian bayi masih tinggi dan dibutuhkan peran serta masyarakat.

"Kami terus berupaya menekan angka kematian ibu, bayi dan anak dengan cara meningkatkan kesehatan masyarakat secara umum," katanya.

Ia menyatakan, walaupun mengalami penurunan angka kematian tersebut pihaknya berupaya melakukan program peningkatan kesehatan ibu dan anak.

Peran serta masyarakat, untuk melakukan persalinan di rumah sakit atau klinik, merupa?kan salah satu penyebab angka kematian terhadap ibu hamil dan bayi mengalami penurunan.

"Hampir 90 persen masyarakat Ambon telah melakukan persalinan di rumah sakit atau klinik, ini merupakan bukti peran serta masyarakat untuk menurunkan angka kematian," ujarnya.

Magdalena mengakui, penurunan kasus kematian terhadap ibu hamil dan bayi juga karena peningkatan status gizi masyarakat melalui pemberian makanan tambahan untuk bayi, balita dan ibu hamil. Selain itu pengembangan pojok gizi dilakukan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) serta Posyandu, serta pengembangan keluarga sadar gizi serta berbagai penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi keluarga.

"Upaya tersebut telah dilakukan beberapa tahun terakhir agar angka kematian ibu melahirkan serta anak semakin menurun," katanya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016