Ambon, 8/9 (Antara Maluku) - Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku Stevanus Tiwery mengatakan, karnaval budaya multi etnik nusantara merupakan wujud pewarisan nilai budaya kepada generasi muda Maluku.

"Karnaval budaya merupakan program unggulan BPNB Maluku sebagai upaya memberi dukungan pelaksanaan pesta teluk ke-11 dan HUT ke-441 Kota Ambon. Intinya adalah bagaimana kita menjalin tali silaturahmi antara semua suku bangsa yang ada di Maluku khusunya Ambon," katanya di Ambon, Kamis.

Menurut dia, karnaval budaya merupakan wujud menciptakan rasa aman, damai sebagai wujud orang basudara (saudara) dari berbagai suku yang ada di Maluku.

"Kita semua orang basudara dalam konten budaya orang Maluku, walaupun ada orang Jawa, Batak, Bugis, Papua maupun keturunan Asia dan Eropa yang berdiam di Ambon," ujarnya.

Stevanus menyatakan, seluruh panguyuban yang ada di Maluku turut berpartisipasi dalam kegiatan karnaval sebagai upaya mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Maluku.

"Seluruh panguyuban yang ada di Kota Ambon menyampaikan dukungan, karena mereka telah menjadi bagian warga kota yang berasal dari suku di Indonesia," katanya.

Dia menjelaskan, Gubernur Maluku juga menyatakan dukungan untuk menjadikan Maluku sebagai pusat destinasi wisata melalui kegiatan Pesta Teluk Ambon 2016.

Kemeriahan pesta Teluk Ambon terlihat dari penyelengaraan karnaval budaya multi etnik, karena mendapatkan dukungan dari warga kota yang menyatu dalam aneka budaya nusantara.

"Ribuan masyarakat antusias menyaksikan karnaval mulai dari lokasi start hingga finish, tidak ada yang kosong hal ini menandakan masyarakat haus akan seni dan budaya," kata Stevanus.

Ia mengakui, penduduk Ambon tumbuh dan berkembang bukan hanya dari penduduk asli tetapi beragam suku yakni Seram, Tenggara, Buton, Jawa, Sumatera telah berbaur menjadi satu yakni menjadi masyarakat Ambon.

Karnaval budaya Maluku etnik lanjutnya, merupakan bagian dari upaya bersama untuk memperkenalkan budaya nusantara bagi generasi muda sehingga ke depan lebih mencintai dan dapat mewariskan kepada generasi penerus lainnya.

"Kegiatan ini juga merupakan upaya mengaktualisasikan bagian budaya yang berpotensi untuk perlu dilestarikan oleh generasi muda serta mengembangkan nilai budaya lokal, dan memanfaatkan objek wisata untuk pembangunan," ujarnya.

Dia menambahkan, kegiatan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun 2015 yakni tertib dan jumlah peserta mengalami peningkatan.

"Sebanyak 35 kontingen turut meramaikan kegiatan ini dengan total peserta satu regu 25-60 orang, sehingga total 875 peserta yang melintasi rute awal dari Tantui menuju Galunggung, Batu Merah, kawasan Jalan Rijali Belakang Soya, Batu Meja, jalan Sultan Hairun dan finish di Monumen Gong Perdamaian Dunia (GPD)," ujarnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016