Ambon, 8/9 (Antara Maluku) - Ketua Dewan Penasehat PWI Pusat, Tarman Azzam menegaskan, sudah saatnya pemerintah, masyarakat dan insan pers bangkit dan bergandengan tangan untuk membangun Maluku dari laut.
"Sekarang saatnya pemerintah, insan pers dan masyarakat Maluku bangkit untuk mengoptimalkan pemanfaatkan hasil laut untuk kesejahteraan dan masa depan," kata Tarman saat peluncuran Hari Pers nasional (HPN) ke-32 tahun 2017 tingkat lokal, di Ambon, Kamis.
Peluncuran tingkat lokal yang disatukan dengan pembukaan Pesta Teluk Ambon, merupakan bagian dari rangkaian launching HPN 2017 oleh Ketua PWI Musat Margiono, di Jakarta, 23 Juli yang dihadiritokoh pers nasional dan daerah, serta tokoh masyarakat Maluku.
Acara peluncuran HPN 2017 yang digelar dengan format silaturahmi pers nasional mengangkat tema "Pers dan Rakyat Maluku Bangkit dari Laut".
Mantan Ketua PWI Pusat periode 2003-2008 tersebut menyatakan, penetapan Maluku sebagai tuan rumah penyelenggara HPN 2017 haruslah menjadi salah satu pendorong percepatan pembangunan kelautan dan perikanan Maluku yang tergolong sangat melimpah dan bernilai tinggi di pangsa pasar dunia.
PWI Pusat, tandasnya, ingin mendorong masyarakat untuk peduli terhadap pembangunan di Maluku dan insan pers bertugas mendorong pemerintah pusat melahirkan kebijakan-kebijakan yang bisa menjadi terobosan percepatan pembanagunan di Maluku.
Menurutnya, pembangunan Maluku tidak bisa dilakukan dengan pola yang diterapkan selama ini karena hanya memperhitungkan wilayah darat, karena daerahnya berkarakteristik wilayah kepulauan.
"93 persen wilayah Maluku adalah laut. Kebijakan program pembangunan Maluku tidak bisa disamakan dengan provinsi lain yang wilayahnya berkarakteristik daratan," katanya.
Dia mengatakan, PWI Pusat akan menggelar sejumlah kegiatan penting pada HPN 2017 sebagai terobosan, diantaranya seminar nasional tentang potensi perikanan dan kemaritiman Maluku, di Jakarta, pada 20 September 2017.
Tarman mengimbau insan pers di Maluku untuk kompak, bersatu, kreatif dan profesional dalam mejalankan tugas-tugas jurnalistik, termasuk membimbing masyarakat agar terlibat langsung membangun daerah maupun bangsa dna negara.
Terpenting insan pers di Maluku harus bersatu, sehingga bisa membimbing masyarakat. Pers juga harus tetap melakukan kritikan-kritikan cerdas dan tertanggung jawab, termasuk terhadap kinerja pemerintah.
"Jika pemerintah salah maka pers harus berani mengkritik karena itu tugas insan pers untuk melakukan kontrol sosial. Para pejabat juga harus bersedia dididik melalui kritikan wartawan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Sekarang saatnya pemerintah, insan pers dan masyarakat Maluku bangkit untuk mengoptimalkan pemanfaatkan hasil laut untuk kesejahteraan dan masa depan," kata Tarman saat peluncuran Hari Pers nasional (HPN) ke-32 tahun 2017 tingkat lokal, di Ambon, Kamis.
Peluncuran tingkat lokal yang disatukan dengan pembukaan Pesta Teluk Ambon, merupakan bagian dari rangkaian launching HPN 2017 oleh Ketua PWI Musat Margiono, di Jakarta, 23 Juli yang dihadiritokoh pers nasional dan daerah, serta tokoh masyarakat Maluku.
Acara peluncuran HPN 2017 yang digelar dengan format silaturahmi pers nasional mengangkat tema "Pers dan Rakyat Maluku Bangkit dari Laut".
Mantan Ketua PWI Pusat periode 2003-2008 tersebut menyatakan, penetapan Maluku sebagai tuan rumah penyelenggara HPN 2017 haruslah menjadi salah satu pendorong percepatan pembangunan kelautan dan perikanan Maluku yang tergolong sangat melimpah dan bernilai tinggi di pangsa pasar dunia.
PWI Pusat, tandasnya, ingin mendorong masyarakat untuk peduli terhadap pembangunan di Maluku dan insan pers bertugas mendorong pemerintah pusat melahirkan kebijakan-kebijakan yang bisa menjadi terobosan percepatan pembanagunan di Maluku.
Menurutnya, pembangunan Maluku tidak bisa dilakukan dengan pola yang diterapkan selama ini karena hanya memperhitungkan wilayah darat, karena daerahnya berkarakteristik wilayah kepulauan.
"93 persen wilayah Maluku adalah laut. Kebijakan program pembangunan Maluku tidak bisa disamakan dengan provinsi lain yang wilayahnya berkarakteristik daratan," katanya.
Dia mengatakan, PWI Pusat akan menggelar sejumlah kegiatan penting pada HPN 2017 sebagai terobosan, diantaranya seminar nasional tentang potensi perikanan dan kemaritiman Maluku, di Jakarta, pada 20 September 2017.
Tarman mengimbau insan pers di Maluku untuk kompak, bersatu, kreatif dan profesional dalam mejalankan tugas-tugas jurnalistik, termasuk membimbing masyarakat agar terlibat langsung membangun daerah maupun bangsa dna negara.
Terpenting insan pers di Maluku harus bersatu, sehingga bisa membimbing masyarakat. Pers juga harus tetap melakukan kritikan-kritikan cerdas dan tertanggung jawab, termasuk terhadap kinerja pemerintah.
"Jika pemerintah salah maka pers harus berani mengkritik karena itu tugas insan pers untuk melakukan kontrol sosial. Para pejabat juga harus bersedia dididik melalui kritikan wartawan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016