Ambon, 12/9 (Antara Maluku) - Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Maluku Stevanus Tiwery menyatakan, festival hadrat merupakan wujud pelestarian nilai religi, adat dan budaya Maluku.
"Selain memiliki nilai religi pelaksanaan festival hadrat memiliki kekuatan nilai adat dan budaya, yakni keterikatan antara hubungan persaudaraan pela dan gandong," katanya di Ambon, Senin.
Menurut dia, festival hadrat dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Idul Adha 1437 Hijriyah sebagai ungkapan syukur umat di tengah suasana hari raya kurban.
"Nada dan irama melalui syair dan zikir yang dilantunkan para peserta dari sisi religi mengandung nilai adat dan budaya, yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat negeri Batu Merah," ujarnya.
Stevanus menjelaskan, festival hadrat juga mendapat dukungan dari basudara (saudara) negeri Passo sebagai hubungan pela dan Ema sebagai gandong.
Dukungan dua saudara ini merupakan wujud pelestarian nilai religi yang di dalamnya terdapat ikatan persaudaraan Pela dan Gandong negeri adat tersebut.
Kegiatan ini lanjutnya juga memiliki makna kuat dalam membangun hubungan kekerabatan dalam proses mempertahanakan kerukunana antar umat beragama dan memperkuat ketahanan kedamaian yang telah terwujud selama ini di Kota Ambon.
"Festival ini memberi inspirasi terhadap momentum yang telah dilakukan yakni HUT kota ke-441 tahun, HUT GPM ke-81 dan pesta teluk yang nuansanya bertujuan untuk memperkuat pembangunan di Maluku dari sisi pendekatan budaya serta membangun pariwisata," katanya.
Ia mengatakan, festival hadrat merupakan upaya mempromosikan pariwisata Maluku khususnya kota Ambon, karena dari kegiatan ini terlihat ketahanan umat dalam kebersamaan membangun kota.
"Saya berharap melalui kegiatan ini ketahanan umat beragama di kota Ambon semakin terwujud, sekaligus meningkatkan promosi wisata," katanya.
Stevanus menambahkan, kebudayaan dan adat istiadat yang telah ada harus terus dijaga dan pelihara, khususnya diera modernisasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Selain memiliki nilai religi pelaksanaan festival hadrat memiliki kekuatan nilai adat dan budaya, yakni keterikatan antara hubungan persaudaraan pela dan gandong," katanya di Ambon, Senin.
Menurut dia, festival hadrat dilaksanakan bertepatan dengan perayaan Idul Adha 1437 Hijriyah sebagai ungkapan syukur umat di tengah suasana hari raya kurban.
"Nada dan irama melalui syair dan zikir yang dilantunkan para peserta dari sisi religi mengandung nilai adat dan budaya, yang telah melekat dalam kehidupan masyarakat negeri Batu Merah," ujarnya.
Stevanus menjelaskan, festival hadrat juga mendapat dukungan dari basudara (saudara) negeri Passo sebagai hubungan pela dan Ema sebagai gandong.
Dukungan dua saudara ini merupakan wujud pelestarian nilai religi yang di dalamnya terdapat ikatan persaudaraan Pela dan Gandong negeri adat tersebut.
Kegiatan ini lanjutnya juga memiliki makna kuat dalam membangun hubungan kekerabatan dalam proses mempertahanakan kerukunana antar umat beragama dan memperkuat ketahanan kedamaian yang telah terwujud selama ini di Kota Ambon.
"Festival ini memberi inspirasi terhadap momentum yang telah dilakukan yakni HUT kota ke-441 tahun, HUT GPM ke-81 dan pesta teluk yang nuansanya bertujuan untuk memperkuat pembangunan di Maluku dari sisi pendekatan budaya serta membangun pariwisata," katanya.
Ia mengatakan, festival hadrat merupakan upaya mempromosikan pariwisata Maluku khususnya kota Ambon, karena dari kegiatan ini terlihat ketahanan umat dalam kebersamaan membangun kota.
"Saya berharap melalui kegiatan ini ketahanan umat beragama di kota Ambon semakin terwujud, sekaligus meningkatkan promosi wisata," katanya.
Stevanus menambahkan, kebudayaan dan adat istiadat yang telah ada harus terus dijaga dan pelihara, khususnya diera modernisasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016