Ambon, 10/11 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota Ambon dan USAID melakukan sosialisasi penilaian ketangguhan Ambon terhadap dampak perubahan iklim dan risiko bencana.

"Bencana dapat terjadi dimana dan kapan saja serta membawa dampak bagi warga yang bermukim di sekitar wilayah yang rawan bencana, karena itu dibutuhkan kerjasama dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana," kata Asisten III Pemkot Ambon, Romeo Soplanit di Ambon, Kamis.

Menurut dia, bencana yang terjadi di berbagai wilayah tanah air selama beberapa dekade dipicu oleh faktor hidrometeorologi maupun geologi, bencana mengakibatkan kerugian dan kemunduran yang besar terhadap berbagai hasil pembangunan.

Investasi pembangunan yang telah dianggarkan oleh pemerintah pada berbagai tingkat serta pelaku pembangunan lainnya, harus dapat dipastikan keamanan dan keberlanjutannya.

"Investasi yang berulang untuk menggantikan kerugian akibat dampak bencana, menimbulkan dampak penganggaran dan memperlambat pembangunan," katanya.

Romeo menyatakan, data BNPB 90 persen bencana yang terjadi di Indonesia adalah bencana meteorologi yakni bencana yang dipengaruhi faktor cuaca dan iklim, seperti banjir, longsor, puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan san lahan serat gelombang pasang.

Selain itu Indonesia yang terletak pada cincin api aktif menyebabkan kerawanan terhadap bencana geologi seperti gempa bumi dan tsunami, bahkan perlahan tapi pasti kedepan ada sebagian daerah yang hilang akibat dampak perubahan iklim tersebut.

"Akibat dampak perubahan iklim akan sangat mempengaruhi kelangsungan hidup manusia, untuk itulah kita tidak bisa menganggap semua yang terjadi sebagai sesuatu yang tidak biasa , tetapi perlu disikapi dengan baik yakni dengan keterlibatan semua pihak baik pemerintah, dunia usaha, pendidikan dan swasta," ujarnya.

Dijelaskannya, program adaptasi perubahan iklim dan ketangguhan (APIKO merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola resiko bencana. Pendampingan yang dilakukan melalui program APIK bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah dalam mengintegrasikan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana, dalam proses pengambilan kebijakan pembangunan.

Saat ini program APIK telah mengaplikasikan penilaian ketangguhan kota dan kabupaten terhadap dampak perubahan iklim dan resiko bencana menggunkan 71 indikator.

"Kita mesti bersyukur jika pemerintah begitu peduli dengan permasalahan yang dihadapi selama ini. Kehadiran USAID dan APIK yang telah menjadi mitra kerja Pemkot Ambon, akan semakin mempermudah dalam memotret persoalan di sekitar kita, karena itu harus didukung bersama," katanya.

Ia menambahkan, pihaknya sangat menyambut baik dan mendukung kegiatan ini sebagai upaya bersama untuk menyamakan persepsi, guna mencapai komitmen dalam membangun ketangguhan daerah terhadap dampak perubahan iklim dan risiko bencana.

"Selain itu mendapatkan masukan administratif dan substantif serta mampu memantapkan jadwal kegiatan dan terkumpulnya dokumen atau data sekunder sebagai dasar penilaian kota atau kabupaten tangguh," kata Romeo.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016