Ambon, 16/12 (AntaraMaluku) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Maluku mencatat temuan HIV/AIDS sebanyak 202 kasus selama Januari hingga Desember 2016.

"Seluruhnya 202 kasus, jumlah ini meningkat dibandingkan dua tahun sebelumnya, yakni tahun 2014 sebanyak 141 kasus dan tahun 2015 89 kasus," kata Kepala Bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Ambon, Yusda Tuhara, Jumat.

Menurut dia, dari 202 kasus yang terjadi dengan spesifikasi yang berbeda-beda yakni penderita HIV berjumlah 162 orang serta AIDS sebanyak 40 orang.

Penderita laki-laki sebanyak 112 orang sementara perempuan 90 orang.

"Kasus yang terjadi sepanjang tahun 2016 sedikitnya tiga orang meninggal dunia yakni dua orang meninggal pada bulan Januari dan satu pasien lainnya pada bulan Mei," katanya.

Diakui Yusda, jumlah kasus HIV/AIDS pada 2016 lebih tinggi dibandingkan dua tahun sebelumnya, tetapi keberhasilan penyembuhan maupun penanganannya jauh lebih baik.

Keberhasilan tersebut diukur dari jumlah kasus penderita AIDS sebanyak 40 orang atau lebih sedikit dari kasus HIV yang mencapai 162 orang.

"Keberhasilan program penanganan maupun penyembuhan kasus HIV/AIDS, kita bisa lihat kasus HIV lebih mendominasi ketimbang AIDS. Hal tersebut berarti jika kasusnya adalah HIV, itu berarti kita sudah temukan kasusnya lebih awal dan penyembuhannya lebih dini, sehingga penderita masih bisa diselamatkan dan itu berarti pencegahan penularannya juga lebih baik," katanya.

Ia menjelaskan, untuk mengurangi risiko pertambahan jumlah penderita, pihaknya terus melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada penderita, agar tidak menularkan kepada orang lain.

Upaya lain yang dilakukan adalah pengawasan lokalisasi tanjung Batu Merah maupun tempat hiburan malam seperti karaoke dan kafe.

"Berbagai upaya terus dilakukan pihaknya bersama pemerintah untuk menekan penyebaran virus ini dengan melakukan penyuluhan dan pembinaan kepada para penderita agar mereka tidak menularkan kepada orang lain, serta mengawasi lokalisasi Batu Merah karena lokasi tersebut merupakan pusat penyebaran" ujarnya.

Dikatakannya, upaya pengurangan penderita juga dilakukan melalui penambaham Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di kota Ambon melayani pemeriksaan penderita HIV/AIDS

"Sebelumnya pengobatan penderita HIV/AIDS hanya dapat dilakukan dilima kecamatan, tetapi saat ini meningkat menjadi 11 Puskesmas atau klikik IMS di Ambon diantaranya puskesmas Passo, Hative Kecil, Rijali, Karang Panjang, Puskesmas CH. M. Tiahahu, Waehaong, Air Salobar, Benteng, Amahusu dan Air Besar," tandasnya.

Yusda menambahkan, penderita HIV/Aids dapat melakukan pemeriksaan dan "screening" guna mengetahui populasi perkembangan virus.

Screening populasi beresiko dapat dilakukan setiap tiga bulan di puskesmas maupun klinik voluntary counseling and testing" (VCT) untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat yang berisiko tinggi tertular HIV/AIDS.

"Selain di puskesmas pemeriksaan juga dapat dilakukan di klinik VCT RS dr. M Haulussy, RS Sumber Hidup, RS Al Fatah dan BKPM Maluku," katanya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016