Ambon, 20/12 (Antara Maluku) - Hasil survei jaringan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bekerja sama dengan Konsultan Citra Indonesia (KCI) menunjukkan mayoritas warga ibu kota provinsi Maluku itu masih menginginkan petahana Richard Louhenapessy menjadi Wali Kota Ambon periode 2017-2022.

"Hasil survey terakhir dilakukan LSI bekerja sama dengan KCI menunjukkan 59,7 persen publik Ambon masih menginginkan Richard Louhenapessy sebagai petahana memimpin Ambon periode lima tahun mendatang," kata Direktur LSI, Adji Afaraby, di Ambon, Selasa.

Dia mengatakan, survei yang dilakukan pada 12-17 Desember 2016 dengan 440 responden berusia 17 tahun atau sudah pernah menikah menggunakan metode multistage random sampling dengan wawancara tatap muka tersebut hanya untuk melihat efek elektoral dari proses debat kandidat yang digelar KPU Kota Ambon dan dihadiri kedua pasangan calon yakni Richard Louhenapessy - Syarief Hadler dan Paulus Kastanya - Muhamad Armyn Syarif (MAS) `Sam` Latuconsina pada 10 Desember 2016.

Hasil survei memperlihatkan hanya 20,8 persen warga Ambon yang tidak menginginkan Richard Louhenapessy kembali memimpin Ambon dan 19,5 persen lainnya menyatakan tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei menunjukkan hanya 11,6 persen warga Ambon mengikuti atau menyaksikan debat kandidat yang ditayangkan melalui TVRI dan RRI, sedangkan 79,1 persen justru tidak mengikuti, dan 90,50 persen warga yang menyaksikan/mengikuti debat kandidat telah memiliki pilihan politik, karena menjadi pendukung pasangan calon dan hanya 5,50 persen belum punya pilihan.

Mayoritas publik Kota Ambon atau sebesar 55,40 persen tidak tertarik terhadap diskusi publik maupun perkembangan politik sedangkan sisanya 38,50 persen mengaku tertarik mengikuti berita politik, talkshow di media massa, di samping 70-80 persen siaran televisi yang ditonton warga Ambon adalah media nasional.

"Mayoritas publik Ambon atau45,20 persen menyatakan tidak mengetahui adanya debat kandidat yang digelar KPU pada 10 Desember lalu, 30,40 persen menyatakan tahu program debat tetapi tidak tahu jadwal pelaksanaan, sedangkan 24,40 persen menyatakan tidak tahu sama sekali," katanya.

Warga yang mengiinginkan Richard kembali memimpin Ambon merata disemua segmen, baik laki-laki maupun perempuan, pemilih Muslim maupun non muslim, berpendidikan tinggi maupun rendah serta berbagai segmen profesi mulai dari PNS, pengusaha, pedagang, sopir dan nelayan.

Elektabilitas pasangan Richard Louhenapessy - Syarief Hadler pada Desember 2016 mencapai 53,3 persen, sedangkan pasangan Paulus Kastanya - Sam Latuconsina hanya 33,7 persen, dan 13 persen warga lainnya belum menentukan pilihan politiknya.

Sedangkan alasan mayoritas publik yang menginginkan Richard Louhenapessy kembali memimpin Kota Ambon adalah karena 85 persen publik menyatakan puas dengan kinerja Richard sebagai Wali Kota Ambon periode 2012-2017 dan hanya 11,6 persen yang tidak puas.

Kepuasan publik terhadap Richard sebagai Wali Kota karena dinilai berhasil melaksanakan empat program utama yakni Ambon bersih karena ibu kota provinsi Maluku tersebut menerima penghargaan Adipura sebanyak lima kali berturut-turut, selain itu Ambon aman karena warga dapat berbaur tanpa ada sekat agama.

Program Ambon Terang yang ditandai dengan pemasangan lampu-lampu jalan serta Ambon Sejahtera yang ditandai dengan peningkatan pendapat masyarakat serta pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran.

Selain itu, 62,7 persen warga Ambon menilai pasangan Richard - Syarief lebih mampu dan berpengalaman sebagai pemimpin dibandingkan pasangan Paulus - Sam yang hanya memperoleh 20,5 persen dukungan.

Survei juga memperlihatkan bahwa 52,3 persen publik Ambon menilai Richard - Syarief adalah pasangan yang merakyat dibanding pasangan Paulus - Sam, yang hanya mendapat dukungan 25 persen.

"Aspek merakyat sangat penting sebagai daya pikat dan aspek kepribadian yang selalu menonjol sebagai pertimbangan warga dalam memilih," ujar Adji.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016