Ternate, 3/1 (Antara Maluku) - Aktivitas pelayaran dari Ternate, ibu kota provinsi MalukuUtara tujuan Jailolo, kabupaten Halmahera Barat masoh ditutup sehingga penumpang terpaksa harus menggunakan transportasi kapal fery trayek Ternate-Sidangoli Pergi Pulang (PP) akibat kondisi cuaca ekstrim.

"Saya ke Jailolo harus menggunakan kapal fery tujuan Ternate-Sidangoli. Selanjutnya dari Sidangoli menggunakan mobil sekitar satu jam ke Jailolo," kata salah seorang warga Jailolo, Saifah, di Ternate, Selasa.

Dia menyatakan, akibat ditutupnya aktivitas pelayaran dari dan ke pelabuhan Jailolo, membuat warga maupun PNS yang bertugas di sana harus menggunakan jasa kapal fery, setelah itu menggunakan mobil sehingga mengeluarkan uang tambahan.

Saifah mengaku pasrah dengan ditutupnya aktivitas pelayaran dari dan ke pelabuhan Jailolo, karena cuaca buruk disertai angin kencang sehingga berbahaya bagi kapal kecil seperti speedboat.

Sebelumnya, Kepala Pos Kesyahabandaran Dufa-Dufa, Ternate, Haris Umaternate mengatakan, pihaknya menutup aktivitas dari dan ke pelabuhan Jailolo sejak Jumat(30/12) karena cuaca buruk.

Menurutnya, berdasarkan laporan dari BMKG ketinggian ombak di perairan Halmahera Barat mencapai 4 meter, sehingga demi keselamatan penumpang, speedboat maupun kapal dihentikan pelayarannya hingga cuaca membaik.

"Kita mengikuti perkembangan cuaca melalui laporan BMKG. Kita melihat sampai besok (Rabu) karena cuaca berubah-ubah. Itu pun melakukan sistem buka tutup karena tiba-tiba teduh berubah menjadi angin kencang," ujar Haris..

Oleh karena itu, dia meminta agar masyarakat membeli tiket jika hendak bepergian, baik menumpangi speedboat maupun kapal kayu agar data penumpang bisa tercatat dalam manifest.

Sedangkan, pihak BMKG Ternate mengimbau agar kapal berukuran kecil untuk tidak beraktivitas di sekitar pulau Halmahera karena cuaca buruk disertai angin kencang berpotensi terjadinya gelombang tinggi 2-3 meter.

Dia merujuk KM. Karamando yang berlayar dari pelabuhan Dufa-Dufa, Ternate menuju Jailolo tenggelam tepatnya di depan desa Tauro, Jailolo Selatan pada 29 Desember 2016 tercatat empat penumpang diantaranya tewas.

Empat penumpang dinyatakan tewas diantaranya Rizal Rikumahu (54 tahun) Syaika (8 tahun), Monika Tude (60 tahun) dan Yuyun Sri Wahyuni (32 tahun).

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017