Ternate, 18/1 (Antara Maluku) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Maluku Utara (Malut), berupaya menggenjot Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2017 untuk melebihi target yang ditentukan dari sektor kelautan dan perikanan.

"Kami targetkan PAD dari sektor perikanan sebesar Rp20 miliar, tahun sebelumnya hanya Rp500 juta, kalau saya tidak capai target, saya siap diganti," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Malut, Buyung Radjiloen di Ternate, Rabu.

Dia optimistis mengingat besarnya potensi lestari sumberdaya ikan di Provinsi Malut, maka sektor kelautan dan perikanan merupakan andalan yang mempunyai kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan tahun 2017.

Menurut dia, pihaknya terus berupaya untuk menggenjot peningkatan PAD Malut melalui sektor perikanan karena sumber daya perikanan Malut memiliki kekuatan besar dan peluang untuk terus dikembangkan dan banyak potensi pendapat dari sektor perikanan yang belum digarap secara maksimal.

Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya untuk mengembangkan sektor perikanan, tentunya dengan berbagai upaya dan diharapkan kedepan sudah bisa dapat meningkatkan nilai PAD.

"Sudah ada investor dari Korea yang mengelola perikanan di Sula dan Halsel, kemudian MMC di Morotai mengelola ikan kerapu," ujarnya.

Dia mengharapkan, sektor perikanan ke depannya menjadi sektor utama dalam meningkatkan sarana dan prasaran pengelolaan hasil perikanan.

"Kita mengharapkan agar dapat meningkatkan sektor perikanan di daerah ini kedepan menjadi sektor dominan dan utama, dengan tujuan kita dapat mewujudkan kesejahteraan rakyat," ujarnya.

Sebelumnya, Pemprov Malut telah menjadwalkan untuk memulai ekspor produk perikanan perdana dari Kabupaten Kepulauan Sula pada Kamis (19/1).

Dia mengatakan, pasar pertama yang menjadi sasaran ikan hasil tangkapan dari laut Maluku Utara adalah Amerika Serikat.

"Pengapalan perdana kita lakukan tanggal 19 Januari pekan ini, semuanya berasal dari perikanan kita yang ada di wilayah Sula," kata Buyung.

Menurut Buyung, komoditas hasil laut yang akan di ekspor ke Korea, Jepang, Cina, Eropa dan Amerika, berupa produk ikan layang yang telah dibekukan, serta produk olahan tuna dan cakalang saku.

"Sekitar 16 ton olahan tuna saku yang akan kita kirim ke Amerika beromzet Rp3,3 milar dan Malut merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi perikanan terbesar di Indonesia, untuk itu dia berharap dengan melakukan ekspor perdana maka kedepan Maluku Utara dijadikan sebagai lumbung ikan nasional.

Sebab, selama 20 tahun, Malut belum pernah ekspor ikan dan tahun 2017 telah dicanangkan kebangkitan perikanan Malut.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017