Ternate, 23/1 (Antara Maluku) - Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara menyatakan kenaikan Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) memiliki dampak yang baik dan sangat berpengaruh pada peningkatan daya beli masyarakat.

"Hal ini akan berdampak dalam mengatasi terjadinya inflasi," kata Kepala Perwakilan Bank (BI) Maluku Utara, Dwi Tugas Waluyanto di Ternate, Senin.

Dia mengaku, kenaikan UMK akan sangat berpengaruh terhadap perekonomian di Maluku Utara, khususnya Ternate, karena semakin tinggi UMK, maka daya beli masyarakat semakin tinggi dan konsumsi rumah tangga juga ikut naik, dengan begitu berpotensi terhadap inflasi yang juga semakin tinggi.

Dwi menambahkan, dari sisi lain, hal ini bisa menguntungkan para petani, sebab dengan adanya inflasi, namun ukurannya masih normal itu baik, jika terjadi deflasi juga sangat menguntungkan, namun untuk deflasi, jika sering terjadi juga tidak baik bagi petani.

Untuk itu, semakin banyak yang terjadi kenaikan terutama pada sektor kebutuhan pangan, maka sudah pasti konsumsi masyarakat meningkat dan ini sangat baik pula bagi perekonomian Malut, namun ada sektor lain yang harus ditangani.

"Jika semua meningkat, maka bakal terjadi inflasi yang sangat tinggi, maka diharapkan agar inflasi masih pada kondisi yang normal saja," katanya.

Sementara itu, menghindari dari peningkatan inflasi karena untuk meningkatkan kesejahtraan dari masyarakat, maka petani harus diperhatikan, sebab, jangan sampai pendapatan petani menurun, namun pedagang pada level eceran sering terjadi kenaikan, malah merugikan sepihak.

Untuk itu, kata Dwi, untuk dapat menguntungkan kedua belah pihak, dengan adanya kenaikan UMK maka ada yang mampu dikendalikan dan tingkat pembelian masyarakat seperti kebutuhan rumah tangga, agar dapat menekan laju inflasi.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017