Ambon, 6/2 (Antara Maluku) - Wisatawan asal Belanda, Hans, menikmati permainan rakyat Maluku, bambu gila, yang digelar di Jl. Sultan Khairun, kota Ambon, Minggu petang, dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2017.
Wartawan Antara yang memantau permainan rakyat itu, melaporkan, Hans tertarik dengan atraksi para pemain bambu gila sehingga ingin mencobanya.
Dia dan enam pemain bambu gila dipandu pawang, Opa Pede, dan mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah para penonton yang memadati Jl. Sultan Khairun yang ditutup sejak pukul 15.00 WIT.
Pria itu mengaku tertarik dengan atraksi bambu gila yang sebelum diperagakan dimanterai pawang sehingga berkeinginan memeragakannya bersama pemain lainnya.
"Awalnya, bambu yang dipegangterasa berat. Apalagi bila digerakkan pawang sesuai gerakan tangannya sehingga terasa berat dan harus dipeluk erat," ujarnya.
Menurut dia, permaianan rakyat Maluku itu sebaiknya diperagakan secara rutin karena sangat menarik bagi wisatawan mancanegara.
Selain bambu gila, permaian rakyat lainnya yang diperagakan adalah tarian saureka - reka, tarompa panjang, gici - gici, enggran, asen, benteng dan lompat tali.
Ketua Umum Panitia Daerah HPN 2017, Hamin Bin Thahir mengemukakan, peragaan permaian rakyat itu merupakan idenya yang ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pesona wisata unggul di berbagai daerah termasuik Maluku.
"Saya sejak awal menyusun jadwal telah mengarahkan bidang acara agar menampilkan permaian rakyat sehingga menarik perhatian masyarakat dan para tamu HPN dan Maluku Expo," ujarnya.
Permainan rakyat akan digelar sejak 5 -8 Februari 2017 oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, Taman Budaya setempat dan Dinas Pariwisata Pemkot Ambon.
"Para siswa, baik SD, SMP, SMA maupun sanggar - sanggar akan menampilkan permainan rakyat yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan leluhur," ujarnya.
Hamin yang juga Sekda Maluku itu menginginkan permainan rakyat khas Maluku tidak saja ditampilkan untuk disaksikan para peserta HPN dari 33 provinsi, tetapi juga ditawarkan kepada mereka untuk ikut memeragakannya.
"Peserta HPN dari provinsi lainnya nantinya diajak untuk bermain dengan dipandu pelatih dari masing - masing permainan rakyat sehingga suasana lebih semarak," ujarnya.
Terobosan ini guna menunjukkan bahwa Indonesia sesunguhnya memiliki aneka budaya khas yang bila dikelola optimal bisa mendukung pengembangan sektor lain, terutama pariwisata.
"Kami menginginkan peserta dari provinsi lain mengetahui bahwa Maluku memiliki permaian rakyat yang khas sehingga sekembalinya ke daerah asal turut mempromosikan, sekaligus berperanserta menjadi `filter` bila ada dikomplain negara lain bahwa itu berasal dari mereka," tandas Hamin.
Dia mengakui, penyelenggaraan HPN 2017 telah dipersiapkan setelah peluncuran tingkat nasional di Jakarta pada 23 Juli 2016 dan di Ambon pada 8 September 2016.
"Jadi pada prinsipnya Maluku bertekad menjadi tuan rumah penyelenggaraan yang sukses dengan dampaknya bagi optimalisasi program pembangunan serta mekanisme pemerintahan dan pelayanan sosial," katanya.
Hamin berharap HPN 2017 berdampak positif untuk merealisasikan program Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), Provinsi Kepulauan bersama enam provinsi lain, mendirikan Institut Teknologi Ambon (ITA), persiapan SDM untuk kebutuhan pengoperasian Blok Migas Masela, dan pembangunan perkampungan multikultur.
"PWI Pusat melalui Ketuanya, Margiono telah menjamin mendukung program-program strategis yang dibutuhkan Maluku dalam rangka mengoptimalisasi pengelolaan potensi SDA guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Hamin optimistis Maluku yang telah berpengalaman menyelenggarakan berbagai kegiatan nasional, juga sukses akan menyelenggarakan HPN 2017.
"Saya optimistis HPN 2017 yang diperjuangkan Gubernur Maluku, Said Assgaff dengan dukungan Ketua DPRD setempat, Edwin Huwae, maka sukses penyelenggaraan, prestasi dan pertanggung jawaban keuangan," tegas Hamin.
Kepercayaan Maluku itu dengan SK No.247/PCP/PP.PWI/2016 yang ditandatangani Ketua Umum PWI, Margiono dan Sekjen, Hendri Ch Bangun di Jakarta tertanggal 9 Mei 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
Wartawan Antara yang memantau permainan rakyat itu, melaporkan, Hans tertarik dengan atraksi para pemain bambu gila sehingga ingin mencobanya.
Dia dan enam pemain bambu gila dipandu pawang, Opa Pede, dan mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah para penonton yang memadati Jl. Sultan Khairun yang ditutup sejak pukul 15.00 WIT.
Pria itu mengaku tertarik dengan atraksi bambu gila yang sebelum diperagakan dimanterai pawang sehingga berkeinginan memeragakannya bersama pemain lainnya.
"Awalnya, bambu yang dipegangterasa berat. Apalagi bila digerakkan pawang sesuai gerakan tangannya sehingga terasa berat dan harus dipeluk erat," ujarnya.
Menurut dia, permaianan rakyat Maluku itu sebaiknya diperagakan secara rutin karena sangat menarik bagi wisatawan mancanegara.
Selain bambu gila, permaian rakyat lainnya yang diperagakan adalah tarian saureka - reka, tarompa panjang, gici - gici, enggran, asen, benteng dan lompat tali.
Ketua Umum Panitia Daerah HPN 2017, Hamin Bin Thahir mengemukakan, peragaan permaian rakyat itu merupakan idenya yang ingin menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pesona wisata unggul di berbagai daerah termasuik Maluku.
"Saya sejak awal menyusun jadwal telah mengarahkan bidang acara agar menampilkan permaian rakyat sehingga menarik perhatian masyarakat dan para tamu HPN dan Maluku Expo," ujarnya.
Permainan rakyat akan digelar sejak 5 -8 Februari 2017 oleh Dinas Pemuda dan Olahraga, Taman Budaya setempat dan Dinas Pariwisata Pemkot Ambon.
"Para siswa, baik SD, SMP, SMA maupun sanggar - sanggar akan menampilkan permainan rakyat yang perlu dilestarikan karena merupakan warisan leluhur," ujarnya.
Hamin yang juga Sekda Maluku itu menginginkan permainan rakyat khas Maluku tidak saja ditampilkan untuk disaksikan para peserta HPN dari 33 provinsi, tetapi juga ditawarkan kepada mereka untuk ikut memeragakannya.
"Peserta HPN dari provinsi lainnya nantinya diajak untuk bermain dengan dipandu pelatih dari masing - masing permainan rakyat sehingga suasana lebih semarak," ujarnya.
Terobosan ini guna menunjukkan bahwa Indonesia sesunguhnya memiliki aneka budaya khas yang bila dikelola optimal bisa mendukung pengembangan sektor lain, terutama pariwisata.
"Kami menginginkan peserta dari provinsi lain mengetahui bahwa Maluku memiliki permaian rakyat yang khas sehingga sekembalinya ke daerah asal turut mempromosikan, sekaligus berperanserta menjadi `filter` bila ada dikomplain negara lain bahwa itu berasal dari mereka," tandas Hamin.
Dia mengakui, penyelenggaraan HPN 2017 telah dipersiapkan setelah peluncuran tingkat nasional di Jakarta pada 23 Juli 2016 dan di Ambon pada 8 September 2016.
"Jadi pada prinsipnya Maluku bertekad menjadi tuan rumah penyelenggaraan yang sukses dengan dampaknya bagi optimalisasi program pembangunan serta mekanisme pemerintahan dan pelayanan sosial," katanya.
Hamin berharap HPN 2017 berdampak positif untuk merealisasikan program Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional (LIN), Provinsi Kepulauan bersama enam provinsi lain, mendirikan Institut Teknologi Ambon (ITA), persiapan SDM untuk kebutuhan pengoperasian Blok Migas Masela, dan pembangunan perkampungan multikultur.
"PWI Pusat melalui Ketuanya, Margiono telah menjamin mendukung program-program strategis yang dibutuhkan Maluku dalam rangka mengoptimalisasi pengelolaan potensi SDA guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Hamin optimistis Maluku yang telah berpengalaman menyelenggarakan berbagai kegiatan nasional, juga sukses akan menyelenggarakan HPN 2017.
"Saya optimistis HPN 2017 yang diperjuangkan Gubernur Maluku, Said Assgaff dengan dukungan Ketua DPRD setempat, Edwin Huwae, maka sukses penyelenggaraan, prestasi dan pertanggung jawaban keuangan," tegas Hamin.
Kepercayaan Maluku itu dengan SK No.247/PCP/PP.PWI/2016 yang ditandatangani Ketua Umum PWI, Margiono dan Sekjen, Hendri Ch Bangun di Jakarta tertanggal 9 Mei 2016.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017