Ambon, 3/3 (Antara Maluku) - Museum negeri Provinsi Maluku Siwalima Ambon mengupayakan pemindahan 30-an makam masyarakat dari lokasi penyimpanan monumen pertama Thomas Matulessy atau Kapitan Pattimura.
"Kami memang sudah ada pendekatan dengan masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dinas Tata Kota, tapi paling tidak kami juga harus menyediakan sedikit anggaran bagi masyarakat untuk membuat doa selamatan pemindahan kubur-kubur itu," kata Kepala Museum Siwalima Jean Esther Saija, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan makam-makam masyarakat muslim yang berada di sebelah selatan gedung-gedung pameran, sudah ada jauh sebelum Museum Siwalima dibangun pada 1973.
Lokasi tersebut awalnya dibiarkan kosong begitu saja, hingga kemudian tahun 2008 dijadikan tempat disimpannya patung Kapitan Pattimura yang dibangun oleh Pangdam XV/Pattimura Brigjen TNI Wing Wiryawan pada 1971.
Patung batu itu sendiri merupakan monumen pertama Kapitan Pattimura yang dibangun di tengah Kota Ambon, tapi kemudian diganti dengan yang baru dan berbahan baja oleh mantan Wali Kota Ambon Jacob Papilaya.
"Mungkin dulu lokasi ini adalah komplek pemakaman yang tidak resmi. Sebagian besar kubur yang ada juga sudah kehilangan bentuknya dan ada yang tidak memiliki nisan lagi," katanya.
Menurut Jean, anggota keluarga dari beberapa makam yang ada telah setuju untuk dilakukan pemindahan, tapi separuhnya masih sulit dihubungi karena sudah pindah dari Kota Ambon.
"Keluarga yang masih tinggal di sini sudah setuju untuk mengangkat makam-makam orang tuanya, tapi ada juga sudah pindah ke mana-mana, agak susah juga mencari mereka," katanya.
Dikatakannya lagi, jika makam-makam tua tersebut sudah berhasil dipindahkan, lokasinya akan dibangun pagar tembok dan dijadikan sebagai diorama perjuangan Pattimura.
"Rencananya kami akan menghiasinya dengan lukisan-lukisan dinding yang menggambarkan sejarah perjuangan Pattimura, dan perang Saparua," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Kami memang sudah ada pendekatan dengan masyarakat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Dinas Tata Kota, tapi paling tidak kami juga harus menyediakan sedikit anggaran bagi masyarakat untuk membuat doa selamatan pemindahan kubur-kubur itu," kata Kepala Museum Siwalima Jean Esther Saija, di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan makam-makam masyarakat muslim yang berada di sebelah selatan gedung-gedung pameran, sudah ada jauh sebelum Museum Siwalima dibangun pada 1973.
Lokasi tersebut awalnya dibiarkan kosong begitu saja, hingga kemudian tahun 2008 dijadikan tempat disimpannya patung Kapitan Pattimura yang dibangun oleh Pangdam XV/Pattimura Brigjen TNI Wing Wiryawan pada 1971.
Patung batu itu sendiri merupakan monumen pertama Kapitan Pattimura yang dibangun di tengah Kota Ambon, tapi kemudian diganti dengan yang baru dan berbahan baja oleh mantan Wali Kota Ambon Jacob Papilaya.
"Mungkin dulu lokasi ini adalah komplek pemakaman yang tidak resmi. Sebagian besar kubur yang ada juga sudah kehilangan bentuknya dan ada yang tidak memiliki nisan lagi," katanya.
Menurut Jean, anggota keluarga dari beberapa makam yang ada telah setuju untuk dilakukan pemindahan, tapi separuhnya masih sulit dihubungi karena sudah pindah dari Kota Ambon.
"Keluarga yang masih tinggal di sini sudah setuju untuk mengangkat makam-makam orang tuanya, tapi ada juga sudah pindah ke mana-mana, agak susah juga mencari mereka," katanya.
Dikatakannya lagi, jika makam-makam tua tersebut sudah berhasil dipindahkan, lokasinya akan dibangun pagar tembok dan dijadikan sebagai diorama perjuangan Pattimura.
"Rencananya kami akan menghiasinya dengan lukisan-lukisan dinding yang menggambarkan sejarah perjuangan Pattimura, dan perang Saparua," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017