Di balik suara lembutnya saat berbicara, Gustaf C. Hunihua memiliki semangat besar membangun Desa Wayame, Kecamatan Teluk Ambon, negeri kelahirannya.

Semangat itu semakin bergelora ketika pemerintah pusat dan daerah mengeluarkan kebijakan untuk menggelontorkan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD).

"DD itu untuk pembangunan fisik dan pemberdayaan masyarakat, sedangkan ADD untuk biaya kelembagaan," kata raja negeri (kepala desa) Wayame kelahiran 1 Agustus 1973 ini, saat ditemui di rumahnya, Sabtu.

Sejak DD dan ADD dikucurkan tahun 2015, Desa Wayame di bawah kepemimpinan Gustaf telah membangun jalur pipa untuk menyalurkan air bersih, jalan setapak, sanitasi, Posyandu, dan BKB (Bina Keluarga Balita).

"Dana bantuan itu juga kami gunakan untuk pemberdayaan usaha kecil, umumnya untuk ibu-ibu yang jual nasi kuning dan makanan pagi lainnya, selain untuk bengkel tambal ban," katanya.

Ayah empat anak yang dilantik sebagai raja negeri pada 2012 ini menyatakan serapan DD dan ADD di negerinya sangat baik, dan karena itu jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun.

Pada 2015, total dana yang diterima tidak kurang dari Rp400 juta, pada 2016 naik 100 persen menjadi Rp800an juta, dan pada 2017 menjadi Rp1,2 miliar lebih.

"DD tahun ini Rp900an juta, ADD Rp300an juta. April nanti cair, dan kami sudah siap membangun BUMDes yang memang diwajibkan oleh pemerintah," kata pria yang mengaku punya hobi menyanyi ini.

Menurut dia, BUMDes yang akan dibangun bergerak di bidang simpan pinjam dan penjualan barang maupun jasa.

Selain dua kelompok tani sayuran dan empat kelompok peternak kambing dan bebek binaan serta 18 pelaku usaha kecil penerima bantuan, pasar yang dibidik adalah para pengusaha speedboat Desa Wayame, yang saat ini jumlahnya mencapai 84 unit.

"Nantinya masyarakat juga bisa mengajukan pinjaman modal usaha, bunganya kurang dari 10 persen, pasti lebih rendah dari lembaga keuangan umum lainnya," demikian Gustaf.

Pewarta: John Nikita Sahusilawane

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017