Ambon, 21/4 (Antara Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon menargetkan bebas dari penyakit malaria pada tahun 2023 melalui upaya pembuatan rancangan peraturan daerah (Ranperda) Pengelolaan Penyakit Malaria.
"Malaria merupakan penyakit endemis di kota Ambon yang menyebabkan angka kesakitan yang cukup tinggi," kata Sekretaris kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru di Ambon, Jumat
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Ambon menunjukkan Annual Parasite Incidence (API) atau angka parasit tahunan di kota Ambon mengalami kecenderungan menurun dari tahun ke tahun, yakni tahun 2014 sebesar 4,31 persen, 2015 3,26 persen dan tahun 2016 3,14 persen.
Jumlah tersebut masih tergolong daerah endemis sedang (API 1-5 persen) sehingga diperlukan upaya bersama untuk mengeliminasi malaria di Ambon.
"Angka tersebut dapat turun jika masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat, guna mewujudkan target eliminasi penyakit malaria di tahun 2023," katanya.
Menurut Anthony, target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia bebas malaria ditahun 2030 dan kota Ambon ditargetkan bebas malaria (eliminasi) di tahun 2023.
"Untuk itu pembuatan Ranperda pengendalian penyakit malaria di Ambon dipandang perlu untuk tercapainya eliminasi di tahun 2023," ujarnya.
Ia mengatakan eliminasi malaria merupakan suatu kegiatan menghentikan penularan setempat malaria dalam satu wilayah geografis tertentu, bukan berarti faktor penyebab malaria yang dieliminasi atau tidak ada kasus malaria terlaporkan sama sekali.
Eliminasi berarti tidak ada kasus baru dengan penularan setempat, tetapi kasus impor mungkin tetap ada sehingga tetap dibutuhkan kegiatan untuk mengatasinya.
"Eliminasi malaria merupakan kelanjutan dari program pengendalian malaria yang berhasil dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan karena penyakit tersebut," kata Anthony.
Pengendalian penyakit malaria disebutnya bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Ambon.
"Untuk itu kami sangat berharap peserta yang hadir dapat memberikan kontribusi pemikiran guna proses pembobotan Ranperda pengendalian penyakit malaria, kontribusi pemikiran sangat berguna bagi pengendalian penyakit," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Malaria merupakan penyakit endemis di kota Ambon yang menyebabkan angka kesakitan yang cukup tinggi," kata Sekretaris kota Ambon Anthony Gustaf Latuheru di Ambon, Jumat
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Ambon menunjukkan Annual Parasite Incidence (API) atau angka parasit tahunan di kota Ambon mengalami kecenderungan menurun dari tahun ke tahun, yakni tahun 2014 sebesar 4,31 persen, 2015 3,26 persen dan tahun 2016 3,14 persen.
Jumlah tersebut masih tergolong daerah endemis sedang (API 1-5 persen) sehingga diperlukan upaya bersama untuk mengeliminasi malaria di Ambon.
"Angka tersebut dapat turun jika masyarakat dapat berperilaku hidup bersih dan sehat, guna mewujudkan target eliminasi penyakit malaria di tahun 2023," katanya.
Menurut Anthony, target Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia bebas malaria ditahun 2030 dan kota Ambon ditargetkan bebas malaria (eliminasi) di tahun 2023.
"Untuk itu pembuatan Ranperda pengendalian penyakit malaria di Ambon dipandang perlu untuk tercapainya eliminasi di tahun 2023," ujarnya.
Ia mengatakan eliminasi malaria merupakan suatu kegiatan menghentikan penularan setempat malaria dalam satu wilayah geografis tertentu, bukan berarti faktor penyebab malaria yang dieliminasi atau tidak ada kasus malaria terlaporkan sama sekali.
Eliminasi berarti tidak ada kasus baru dengan penularan setempat, tetapi kasus impor mungkin tetap ada sehingga tetap dibutuhkan kegiatan untuk mengatasinya.
"Eliminasi malaria merupakan kelanjutan dari program pengendalian malaria yang berhasil dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan karena penyakit tersebut," kata Anthony.
Pengendalian penyakit malaria disebutnya bukan hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Ambon.
"Untuk itu kami sangat berharap peserta yang hadir dapat memberikan kontribusi pemikiran guna proses pembobotan Ranperda pengendalian penyakit malaria, kontribusi pemikiran sangat berguna bagi pengendalian penyakit," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017