Ambon, 3/5 (Antara Maluku) - Atase pertahanan dari 18 negara sahabat melakukan kunjungan di Museum Siwalima Ambon, Rabu, dipimpin Atase Pertahanan dari Thailand GPCAPT Prapas Sornchaidee, selaku ketua rombongan.

Rombongan disambut oleh Kepala Museum Siwalima, Jean Saija bersama staf, dan langsung meninjau dua gedung utama, yakni gedung Sejarah Kelautan Masyarakat Maluku dan gedung Etnografi.

Gedung Sejarah Kelautan Masyarakat Maluku berisi benda-benda dan binatang-binatang laut serta berbagai properti yang berkaitan dengan kehidupan laut.

Di gedung tersebut juga terdapat tiga buah kerangka ikan paus, masing-masing berukuran panjang 9 meter, 17 meter, dan 19 meter (ditemukan terdampar di pantai Ambon tahun 1987).

Di gedung Etnografi tersimpan segala benda yang berkaitan dengan budaya orang Maluku, pakaian adat, alat-alat pertanian, perlengkapan upacara adat, uang lama, guci-guci masa penjajahan Jepang, dan sebagainya.

"Kami melakukan kunjungan ke Museum Siwalima Ambon untuk melihat, mengamati dan mempelajari peradaban manusia pada zaman lampau khususnya masyarakat Maluku," kata Prapas.

Menurut dia, museum adalah tempat yang sangat luar bisa untuk belajar bagi generasi muda dan tetap bersatu dalam sejarah.

"Saya sangat terkesan melihat benda-benda bersejarah tersebut dan banyak belajar tentang Maluku," ujarnya.

Ia mengapresiasi pemerintah dan TNI yang bisa menjaga benda-benda bersejarah yang tersimpan di museum tersebut.

"Saya juga melihat kemampuan pemerintah dan TNI yang sangat luar biasa, karena dapat menjaga dan mempersatukan seluruh rakyat yang tinggal di ribuan pulau. Ini benar-benar sesuatu yang sangat luar biasa," katanya.

Selain Thailand, atase pertahanan asing yang berkunjung ke Kota Ambon di antaranya dari Singapura, Jepang, Korea Selatan, Turki, Selandia Baru, Australia, Inggris, Prancis, dan Amerika Serikat.

Pewarta: Rofinus E. Kumpul

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017