Ambon, 5/5 (Antara Maluku) - Jumlah angkatan kerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 mencapai 769.108 orang, bertambah sebanyak 35.771 orang bila dibandingkan dengan Februari 2016 yang hanya 733.337 orang.

"Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Maluku pada Februari 2017 sebanyak 709.363 orang, bertambah sebanyak 27.190 orang dibandingkan jumlah orang yang bekerja pada Februari 2016 yang sebanyak 682.173 orang," kata Kepala BPS Maluku Dumangar Hutahuruk di Ambon, Jumat.

Ia mengatakan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2017 sebesar 66,08 persen, mengalami peningkatan dibandingkan Februari 2016 yang tercatat sebesar 64,33 persen.

Peningkatan TPAK ini mengindikasikan naiknya pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia di Maluku.

Komposisi angkatan kerja di Maluku, yakni penduduk berusia 15 tahun ke atas yang masuk dalam angkatan kerja, tingkat pendidikannya didominasi oleh penduduk dengan tingkat pendidikan di bawah atau sederajat dengan SMP sebanyak 50,25 persen.

Kedua terbanyak adalah lulusan SMA dan sederajat, yakni 33,80 persen, disusul lulusan perguruan tinggi sebesar 15,95 persen.

"Ini menunjukkan bahwa kualitas angkatan kerja di Maluku belum cukup baik atau berkualitas rendah, karena masih banyak yang hanya berpendidikan di bawah atau sama dengan SMP," katanya.

Selama Februari 2016-Februari 2017, dari sembilan sektor perekonomian, dua sektor di antaranya, yakni sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan Perikanan dan sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan penyerapan jumlah pekerja.

Tujuh sektor lainnya, seperti sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri, sektor listrik, gas dan air minum, sektor konstruksi, sektor perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi serta sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan mengalami penurunan.

Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, jumlah pekerja formal atau pekerja berstatus buruh, karyawan, pegawai dan berusaha dibantu buruh tetap atau dibayar bertambah sebanyak 6.548 orang menjadi 229.970 orang.

Sementara pekerja informal meningkat signifikan dari 20.642 orang menjadi 29.972 orang.

"Pertanian masih merupakan sektor dominan dalam peta ketenagakerjaan di Maluku, yakni 42,09 persen dari total penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja pada keadaan Februari 2017," ucapnya.

Dumangar mengemukakan, bila diurutkan berdasarkan jenis kelamin, selama setahun terakhir jumlah pekerja perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan pekerja laki-laki.

Tercatat, jumlah pekerja perempuan mengalami peningkatan sebanyak 14.096 orang, sedangkan pekerja laki-laki hanya naik 4.816 orang. Kendati demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukan bahwa tingkat pengangguran perempuan selalu lebih tinggi daripada laki-laki.

Dalam periode Februari 2015-Februari 2016, TPT laki-laki meningkat sebesar 1,66 poin dari sebelumnya 5,94 persen menjadi 7,57 persen. Sedangkan tingkat pengangguran perempuan justru menurun dari sebelumnya 7,28 persen menjadi 6,58 persen.

Secara keseluruhan, TPT di Provinsi Maluku pada Februari 2017 sebesar 7,77 persen, atau lebih tinggi 0,79 poin dibanding TPT Februari 2016 yang sebesar 6,98 persen.

Jumlah pengangguran pada Februari 2017 mengalami peningkatan sekitar 8.581 orang dibandingkan keadaan Februari 2016. Tercatat sedikitnya 59.745 orang menganggur pada Februari 2017 tercatat, sedangkan pada Februari 2016 hanya 51.164 orang pengangguran.

Komposisi penganggur menurut tingkat pendidikan, 33,80 persen dari 59.745 orang pengangguran di Maluku berpendidikan SMA ke atas. Bahkan terdapat sebesar 15,95 persen penganggur yang tamat dari perguruan tinggi.

"Masih banyak penganggur terdidik di Maluku, ini sebagai akibat belum tersedianya pekerjaan yang sesuai dengan tingkat atau latar belakang pendidikan mereka," kata Dumangar. 

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017