Ambon, 23/5 (Antara Maluku) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku, diAmbon, Selasa, menandatangani kerja sama dengan INPEX Masela dalam rangka pengembangan kain tenun ikat Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB).

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dilakukan  oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Maluku, Bambang Pramasudi dan Manager Land Acquisition and Social Performance INPEX, Puri Minari.

Bambang mengatakan, peranan UMKM dalam struktur perekonomian sangatlah dominan, baik dari sisi jumlah usaha, penyerapan tenaga kerja maupun sumbangan pada produk domestik bruto (PDB) dan ekspor Indonesia.

Berdasarkan data 2013 dari 57,9 juta unit usaha di Indonesia, ternyata 99,9 persen di antaranya merupakan UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 114 juta orang.

Dengan demikian kain tenun ikat Tanimbar dapat menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi lokal, di mana menurut Pemkab MTB satu dari sepuluh penduduk perempuan di kabupaten tersebut merupakan penenun.

Dengan kata lain potensi dorongan produktivitas ekonomi dari pengembangan kerajinan tenun ikat cukup besar.

Dari sisi potensi pasar 41 motif unik pada tenun ikat Tanimbar juga diyakini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pasar busana etnik nasional.

Menurut Bambang, pengembangan kain tenun ikat Tanimbar masih memiliki beberapa tantangan hingga saat ini masih sedikit penduduk MTB yang menjadikan kegiatan menenun sebagai mata pencaharian utama.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh masih terbatasnya akses pasar yang selama ini banyak menggantungkan pada permintaan untuk acara adat.

"Melihat kondisi tersebut BI Maluku merasa perlu untuk mengembangkan kain tenun Tanimbar sebagai salah satu sasaran dalam program local Economic Development (LED)," ujarnya.

Program LED merupakan upaya BI, untuk menumbuhkan pusat aktifitas ekonomi baru, disesuaikan dengan potensi dan karakteristik masing-masing daerah.

Karena itu, BI Maluku bekerja sama dengan Inpex Masela sebagai mitra strategis pwngembangan kain tenun ikat Tanimbar.

Inpex Masela telah aktif berkontribusi pada pengembangan kerajinan kain tenun ikat sejak 2014, sebagai bentuk dari tanggungjawab sosial di wilayah aktifitas bisnisnya.

Manager Land Acquisition and Social Performance INPEX, Puri Minari mengatakan perusahaan migas Jepang itu selama ini sudah melakukan program pelatihan dan pengembangan Tenun Ikat Tanimbar sejak tahun 2013 .

Tujuannya untuk memberikan pembekalan pengetahuan dan juga teknik menenun yang baik sehingga menghasilkan motif yang pas atau memiliki daya saing yang lebih baik.

Di samping itu, INPEX juga turut mendukung Pemkab MTB untuk memberdayakan mama-mama (kaum ibu) pengrajin kain tenun di daerah itu.

"Jadi ada pemberdayaan, sehingga mama-mama ini dalam memproduk hasil kain tenun ikat Tanimbar ini bisa meningkatkan hasil produknya dan berharap bisa membantu tingkat kesejahteraan ekonomi mereka," katanya.

Dia mengatakan, dalam melaksanakan program sosial di daerah itu tentunya INPEX tidak sendiri, tetapi ada mitra sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri dan juga para perancang busana seperti yang pernah dilakukan dengan Semuel Wattimena tepatnya pada 2011.

"Kami belakangan ini mengetahui kalau ternyata BI Maluku mempunyai program yang sama untuk membantu di sektor budaya dan pariwisata, salah satunya tenun ikat Tanimbar," ujarnya.

Dia menyatakan kerjasama dengan BI Maluku ini diharapkan menghasilkan senergi yang baik yang membuat kain tenun ikat Tanimbar semakin dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga internasional.

Sementara itu, Bambang Pramasudi mengatakan pihaknya bersama INPEX akan membahas apa saja yang dibutuhkan oleh para perajin tenun di Tanimbar, dan kemudian menentukan pola atau model dukungan yang akan diberikan kepada mereka untuk memajukan usahanya.

"Majunya usaha tenun ikat Tanimbar tentu berpengaruh pada perekonomian masyarakat, dan BI sebagai penjaga inflasi harus berperan di dalamnya," katanya.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017