Ternate, 11/6 (Antara Maluku) - Pangdam XVI/Pattimura Mayjen TNI Doni Monardo menggelar sosialisasi di Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara mengenai anti radikalisme melibatkan tokoh agama dan organisasi masyarakat.
"Tentunya keterlibatan masyarakat bisa meredam radikalisme di Halut," kata Pangdam saat sosialisasi upaya mengantisipasi gerakan radikalisme, Minggu.
Dia menyatakan, kalau TNI/Polri mendapat dukungan masyarakat, maka upaya terorisme di daerah ini bisa diantisipasi.
Pangdam juga mengutip pesan Panglima TNI saat berkunjung ke Maluku Utara agar masyarakat menerapkan sistem peringatan dini bagi lingkungannya dengan melaporkan setiap ada warga baru yang tidak dikenal maupun melakukan aktifitas mencurigakan kepada aparat TNI maupun Polri terdekat.
Tujuannya, mempersempit ruang gerak kelompok tersebut di seluruh Tanah Air.
Oleh karena itu, wilayah Kabupaten Halut yang dekat dengan Filipina harus mengantisipasi adanya upaya terorisme masuk di daerah ini.
Pangdam berharap Pemkab Halut dapat membangun sosialisasi secara intensif ke masyrakat mengenai bahaya radikalisme dengan menemui tokoh agama maupun masyarakat hingga di pelosok.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerukan masyarakat Maluku Utara untuk menjaga persatuan dan kesatuan guna mengantisipasi upaya radikalisme.
"Saya berkunjung ke Maluku Utara untuk berkomunikasi dengan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan akibat dari dampak pemberontakan di Marawi, Filipina. Pertimbangannya, Maluku Utara berbatasan langsung dengan Filipina yang kini lagi bergejolak aksi pemberontakan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Tentunya keterlibatan masyarakat bisa meredam radikalisme di Halut," kata Pangdam saat sosialisasi upaya mengantisipasi gerakan radikalisme, Minggu.
Dia menyatakan, kalau TNI/Polri mendapat dukungan masyarakat, maka upaya terorisme di daerah ini bisa diantisipasi.
Pangdam juga mengutip pesan Panglima TNI saat berkunjung ke Maluku Utara agar masyarakat menerapkan sistem peringatan dini bagi lingkungannya dengan melaporkan setiap ada warga baru yang tidak dikenal maupun melakukan aktifitas mencurigakan kepada aparat TNI maupun Polri terdekat.
Tujuannya, mempersempit ruang gerak kelompok tersebut di seluruh Tanah Air.
Oleh karena itu, wilayah Kabupaten Halut yang dekat dengan Filipina harus mengantisipasi adanya upaya terorisme masuk di daerah ini.
Pangdam berharap Pemkab Halut dapat membangun sosialisasi secara intensif ke masyrakat mengenai bahaya radikalisme dengan menemui tokoh agama maupun masyarakat hingga di pelosok.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyerukan masyarakat Maluku Utara untuk menjaga persatuan dan kesatuan guna mengantisipasi upaya radikalisme.
"Saya berkunjung ke Maluku Utara untuk berkomunikasi dengan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan akibat dari dampak pemberontakan di Marawi, Filipina. Pertimbangannya, Maluku Utara berbatasan langsung dengan Filipina yang kini lagi bergejolak aksi pemberontakan," tandasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017