Ambon, 7/8 (Antara Maluku) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Tengah memastikan stok garam di pasar Masohi, ibu kota kabupaten setempat saat ini terjamin sehingga tidak meresahkan masyarakat.
"Pemantauan diefektifkan dengan memanfaatkan tim pengawasan bahan pokok masyarakat yang intensif dua kali sepekan turunke pasar," kata kepala Disperindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina, dihubungi dari Ambon, Senin.
Langkah ini dilaksanakan terkait kekurangan stok garam di pasaran akibat gagal panen di sentra produksi, terutama pulau Jawa sehubungan kondisi cuaca.
"Syukurlah stok garam di pasaran di Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah dan sekitarnya terjamin karena telah dipasok para distributor sebelumnya," ujar Kace.
Apalagi, di Masohi dan sekitarnya tidak ada perusahaan berskala besar dengan bahan baku garam sehingga bisa berdampak terhadap stoknya.
Begitu pula, harga garam yang dijual para pedagang Rp5.000/ cupa (kaleng susu cap nona).
Kace mengemukakan, garam biasanya dipasok bersamaan dengan bahan pokok masyarakat lainnya oleh para distributor.
"Jadi stok garam saat ini mencukup kebutuhan masyarakat Maluku Tengah untuk beberapa bulan kedepan dengan para distributor telah dikoordinasikan untuk menambah stok," katanya.
Sebelumnya, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Bustaman Ohorella mengakui, stok garam di pasar mulai menghilang.
Kalangkaan garam bukan saja terjadi di Ambon atau Maluku pada umumnya tetapi di semua daerah.
"Bahkan di Pulau Jawa menjadi persoalan yang cukup mendapat perhatian pemerintah sebab banyak pabrik yang selama ini membutuhkan garam sebagai salah satu bahan utama juga sulit untuk mendapatkan," ujarnya.
Kalau di Maluku tidak terlalu berdampak yang besar terkait masalah garam, lanjutnya, sebab tidak ada pabrik-pabrik yang besar yang membutuhkannya sebagai bahan utama.
Bustaman menambahkan, memang ada keluhan dari para perajin ikan asin di daerah ini yang tidak bisa mengembangkan usahanya tanpa ada garam, mudah-mudahan dalam waktu dekat pemerintah sudah bisa mengatasinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Pemantauan diefektifkan dengan memanfaatkan tim pengawasan bahan pokok masyarakat yang intensif dua kali sepekan turunke pasar," kata kepala Disperindag Maluku Tengah, Kace Pattiasina, dihubungi dari Ambon, Senin.
Langkah ini dilaksanakan terkait kekurangan stok garam di pasaran akibat gagal panen di sentra produksi, terutama pulau Jawa sehubungan kondisi cuaca.
"Syukurlah stok garam di pasaran di Masohi, ibu kota kabupaten Maluku Tengah dan sekitarnya terjamin karena telah dipasok para distributor sebelumnya," ujar Kace.
Apalagi, di Masohi dan sekitarnya tidak ada perusahaan berskala besar dengan bahan baku garam sehingga bisa berdampak terhadap stoknya.
Begitu pula, harga garam yang dijual para pedagang Rp5.000/ cupa (kaleng susu cap nona).
Kace mengemukakan, garam biasanya dipasok bersamaan dengan bahan pokok masyarakat lainnya oleh para distributor.
"Jadi stok garam saat ini mencukup kebutuhan masyarakat Maluku Tengah untuk beberapa bulan kedepan dengan para distributor telah dikoordinasikan untuk menambah stok," katanya.
Sebelumnya, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Maluku, Bustaman Ohorella mengakui, stok garam di pasar mulai menghilang.
Kalangkaan garam bukan saja terjadi di Ambon atau Maluku pada umumnya tetapi di semua daerah.
"Bahkan di Pulau Jawa menjadi persoalan yang cukup mendapat perhatian pemerintah sebab banyak pabrik yang selama ini membutuhkan garam sebagai salah satu bahan utama juga sulit untuk mendapatkan," ujarnya.
Kalau di Maluku tidak terlalu berdampak yang besar terkait masalah garam, lanjutnya, sebab tidak ada pabrik-pabrik yang besar yang membutuhkannya sebagai bahan utama.
Bustaman menambahkan, memang ada keluhan dari para perajin ikan asin di daerah ini yang tidak bisa mengembangkan usahanya tanpa ada garam, mudah-mudahan dalam waktu dekat pemerintah sudah bisa mengatasinya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017