Ambon, 24/8 (Antara Maluku) - Gasira, lembaga kajian dan advokasi untuk pemberdayaan perempuan di Maluku berencana menggelar sosialisasi pendidikan seks bagi masyarakat di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur, Kabupaten Maluku Tengah dalam waktu dekat.
"Sedang kami rencanakan dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan, sebelumnya kami akan berdiskusi dengan seorang teman yang juga dokter di Jakarta, dia telah mengembangkan kurikulum pendidikan seks untuk SMP dan SMA," kata Direktur Gasira Lies Marantika di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan kebanyakan masyarakat Indonesia, tidak terkecuali Maluku terutama yang jauh dari perkotaan masih tabu membicarakan masalah seksualitas, bahkan di dalam keluarganya sendiri.
Padahal menurut Lies, pendidikan seks sangat penting untuk dibicarakan guna mendorong masyarakat menyadari dan memahami implikasi dan bahaya yang bisa terjadi akibat kejahatan kekerasan seksual, terutama pada anak.
Karenanya, sosialisasi pendidikan seks kepada masyarakat akan dilaksanakan menyasar langsung pada jemaat gereja dan perkumpulan majelis taklim di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur.
Selain itu, sosialisasi tersebut juga akan diberikan langsung kepada pelajar SMP dan SMA, serta guru-guru dengan bidang studi tertentu, seperti biologi, bimbingan konseling dan pendidikan agama.
"Mengantisipasi terjadinya kekerasan seksual dan implikasinya, yang pertama kita mesti membangun pemahaman masyarakat tentang pendidikan seks dan seksualitas, ini kemudian bisa mereka lanjutkan di keluarga masing-masing," ucapnya.
Keluarga dan insititusi pendidikan, memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak. Karena itu, keduanya harus mempunyai pengetahuan dan nilai yang sama terhadap persoalan pendidikan seks bagi anak.
Mendorong masyarakat dan lembaga pendidikan untuk lebih terbuka terhadap pendidikan seks, kata Lies, merupakan salah satu upaya lembaganya untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak.
"Selama ini pendidikan kita juga tidak terbuka mengenai masalah seksualitas. Kami ingin tidak hanya penanganan korban tapi bagaimana pencegahan agar tidak ada lagi korban, dan mengingatkan para orang tua untuk memproteksi anak-anaknya, karena ini adalah kejahatan serius," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Sedang kami rencanakan dalam waktu dekat ini akan dilaksanakan, sebelumnya kami akan berdiskusi dengan seorang teman yang juga dokter di Jakarta, dia telah mengembangkan kurikulum pendidikan seks untuk SMP dan SMA," kata Direktur Gasira Lies Marantika di Ambon, Kamis.
Ia mengatakan kebanyakan masyarakat Indonesia, tidak terkecuali Maluku terutama yang jauh dari perkotaan masih tabu membicarakan masalah seksualitas, bahkan di dalam keluarganya sendiri.
Padahal menurut Lies, pendidikan seks sangat penting untuk dibicarakan guna mendorong masyarakat menyadari dan memahami implikasi dan bahaya yang bisa terjadi akibat kejahatan kekerasan seksual, terutama pada anak.
Karenanya, sosialisasi pendidikan seks kepada masyarakat akan dilaksanakan menyasar langsung pada jemaat gereja dan perkumpulan majelis taklim di Kecamatan Saparua dan Saparua Timur.
Selain itu, sosialisasi tersebut juga akan diberikan langsung kepada pelajar SMP dan SMA, serta guru-guru dengan bidang studi tertentu, seperti biologi, bimbingan konseling dan pendidikan agama.
"Mengantisipasi terjadinya kekerasan seksual dan implikasinya, yang pertama kita mesti membangun pemahaman masyarakat tentang pendidikan seks dan seksualitas, ini kemudian bisa mereka lanjutkan di keluarga masing-masing," ucapnya.
Keluarga dan insititusi pendidikan, memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak. Karena itu, keduanya harus mempunyai pengetahuan dan nilai yang sama terhadap persoalan pendidikan seks bagi anak.
Mendorong masyarakat dan lembaga pendidikan untuk lebih terbuka terhadap pendidikan seks, kata Lies, merupakan salah satu upaya lembaganya untuk mencegah terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak.
"Selama ini pendidikan kita juga tidak terbuka mengenai masalah seksualitas. Kami ingin tidak hanya penanganan korban tapi bagaimana pencegahan agar tidak ada lagi korban, dan mengingatkan para orang tua untuk memproteksi anak-anaknya, karena ini adalah kejahatan serius," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017