Ternate, 27/8 (Antara Maluku) - Tim Pengendali Inflasi (TPID) Kota Ternate menilai masyarakat di bekas ibu kota Provinsi Maluku Utara itu tidak merasakan kelangkaan garam.

"Memang harga garam di beberapa daerah mengalami kenaikan, namun tidak di Malut khususnya Kota Ternate," kata Sekretaris Tim Pengendali Inflasi (TPID) Kota Ternate, Sutopo Abdullah di Ternate, Minggu.

Menurut dia, pada dua pekan lalu kenaikan harga garam tersebut menjadi isu nasional, tapi pengecekan di beberapa pasar yang ada di Ternate belum terlalu berdampak.

"Kita sudah melakukan kroscek di beberapa pasar yang ada, dan sampai saat ini kenaikan harga garam tidak terlalu segnifikan dampaknya terhadap pasar di daerah ini," katanya.

Dinas Ketahanan Pangan juga telah melaporkan bahwa Kota Ternate tidak mengalami kelangkaan garam atau pun kenaikan harga garam seperti apa yang dialami beberapa daerah lain di Tanah Air.

"Saat ini harga garam masih stabil di Kota Ternate, masih berkisar Rp2.500 per bungkus, jadi tidak terlalu berpengaruh," ujar Sutopo.

Ia mengungkapkan, dari sepuluh survei kenaikan harga bahan pokok, garam tidak termasuk barang yang mengalami kenaikan.

"Rim survei dari Perwakilan Bank Indonesia dan Dinas Ketahanan Pangan mulai dari Pukul 08.00 wit pagi sudah melakukan pantauan hingga sore, sehingga untuk mengenai data perkembangan beberapa kebutuhan pokok itu sangat cepat di dapat, namun garam tidak termasuk di dalamnya," katanya.

Selain itu, lanjutnya, dalam kondisi kelangkaan garam yang dialami secara nasional, ada beberapa pemasok yang masih bisa mengambil garam dari daerah lain.
"Bahkan, untuk pasokan garam yang dimiliki beberapa pemasok juga masih tersedia, sehingga untuk kebutuhan garam di Kota Ternate masih dapat dipenuhi," ujarnya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017