Fasilitas Uji Terbatas Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menghasilkan tanaman sengon (Albazia Falcataria)  transgenik pertama di dunia. "Insersi gen xyloglucanase telah berhasil dilakukan ke dalam tanaman sengon," kata Pakar Bioteknologi  Dr. Enny Sudarmonowati seusai dikukuhkan LIPI menjadi Profesor Riset di Jakarta, Jumat. Menurut dia, tanaman sengon transgenik yang mengandung gen  xyloglucanase terbukti tumbuh lebih cepat  dan mengandung selulosa lebih tinggi daripada tanaman kontrol di Fasilitas Uji Terbatas (FUT)  dan berpotensi tumbuh lebih cepat saat dipindah ke lapangan. Kayu sengon bernilai ekonomis yang digunakan untuk tiang bangunan rumah, papan peti kemas, perabotan rumah tangga, pagar, hingga pulp dan kertas. Di sisi lain juga memiliki keunggulan akar tunggangnya yang kuat sehingga baik ditanam di tepi kawasan yang mudah terkena erosi dan menjadi salah satu kebijakan pemerintah (Sengonisasi) di sekitar daerah aliran sungai (DAS). Dengan insersi gen tersebut tanaman sengon juga lebih mudah dihidrolisis dan menghasilkan ethanol lebih tinggi. "Gen yang telah dikloning dari sengon yaitu sucrose synthase dan gen penyandi  lignin 4-CL akan ditransformasikan lebih lanjut," kata Enny Sudarmonowati. Tanaman keras lain yang juga telah diujicobakan secara transgenik di dalam negeri adalah acasia mangium yang mengandung gen selulose dan dapat menghasilkan gula lebih banyak, dan jati (Tectona grandis) yang disisipi gen LEAFY untuk pembesaran batang. Enny Sudarmonowati menyatakan, Indonesia sangat ketinggalan dalam penelitian transgenik di sektor kehutanan, bahkan sampai sekarang belum ada  yang diujikan ke lapangan terbatas, dari tahap sebelumnya diuji di laboratorium dan diuji di FUT. Ia juga memaparkan, hasil penelitian rekayasa genetika  tanaman kini semakin banyak dimanfaatkan, dimana pada 2009 jumlah negara yang sudah menanam tanaman transgenik secara komersial ada 25 negara dengan luas 800 juta hektare. "Untuk saat ini masih didominasi tanaman pertanian seperti jagung, kedelai dan kapas, dengan gen pembawa sifat ketahanan  terhadap serangga dan herbisida. Negara yang paling banyak mengembangkan transgenik adalah Amerika Serikat," katanya.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010