Ambon, 7/10 (Antara Maluku) - Warga tiga kecamatan di Seram Bagian Timur (SBT) meresahkan kerusakan jalan yang merupakan akses pengurusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial ke maupun dari Bula, ibu kota kabupaten setempat.

"Kondisi ruas jalan trans Seram sungguh memprihatinkan. Apalagi, bila hujan sehingga marga jalan menjadi telaga berlumpur yang menyulitkan aktivitas lalu lintas," kata Koordinator Peduli SBT, Saleh Tianotak, dihubungi dari Ambon, Sabtu.

Kerusakan ruas jalan melalui kecamatan Tutuk Tolu, Kia Darat dan Kian Fitu itu sejak 2015, menyusul proses perbaikan oleh PT. Cahaya Pratama terbengkalai akibat kasus korupsi yang melibatkan anggota DPR - RI, Damayanti dan kawan-kawan.

"Kendaraan, baik roda dua maupun empat saat ini kesulitan melalui ruas jalan trans Seram tersebut, terutama di desa Kufar hingga desa Ga, kecamatan Tutuk Tolu," ujar Saleh.

Akibatnya, pengurusan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan sosial menjadi terhambat karena para sopir enggan mengoperasikan kendaraannya dengan kondisi jalan rusak tersebut.

"Kalaupun angkot beroperasi, maka membutuhkan waktu tempuh yang relatif lebih lama bila hendak ke Bula maupun balik ke tiga kecamatan tersebut dengan tarif mahal," katanya.

Kondisi jalan tersebut mengakibatkan masyarakat tiga kecamatan itu juga mengalami kesulitan memasarkan hasil produksi mereka ke Bula.

"Masyarakat khawatir aktivitas perekenomian dari tiga kecamatan ke Bula terancam lumpuh bila Pemkab SBT maupun Dinas PU Maluku dan Balai Pelaksanan Jalan Nasional (BPJN) IX terlambat menanganinya," ujar Saleh.

Dia mendorong Pemkab SBT melalui Dinas PU setempat sesegera mungkin mengatasi kerusakan ruas jalan tersebut sehingga menjamin kelancaran aktivitas lalu lintas maupun perekonomian dan lainnya.

"Saya akan menemui Bupati SBT, Mukty Keliobas untuk meminta perhatian Pemkab setempat agar segera menangani kerusakan jalan yang merupakan akses penghubung ke maupun dari Bula," tandas Saleh.

Bupati SBT, Mukty Keliobas maupun Kadis PU setempat, Umar Bilahmar, belum bisa dikonfirmasi karena saat dihubungi melalui telpon genggam (HP) tidak aktif. 

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017