Banda Naira, 23/10 (Antara) - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti membuka "sasi" (larangan mengambil hasil sumber daya alam) dan memanen kerang lola di perairan Pulau Hatta, kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Senin.

Sebelum membuka Sasi dan panen lola, Menteri Susi yang ditemani Gubernur Maluku Said Assagaff, Kapolda Maluku Irjen Pol Deden Juhara, Sekda Hamin Bin Thahir, Wakil Bupati Maluku Tengah Marlatu Leleury, dan duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr, terlebih dahulu mengikuti prosesi ritual adat di Rumat Adat Negeri Pulau Hatta.

Ritual adat dilakukan oleh para Tua adat di Pulau yang dinamai sesuai nama tokoh Proklamator sekaligus Wakil Presiden Pertama Indonesia, Mohammad Hatta, yang pernah diasingkan di Banda Naira tahun 1937 - 1941.

Warga Pulau Hatta sejak bertahun-tahun bahkan sejak jaman leluhur telah memberlakukan larangan (sasi) untuk mengambil sumber daya alam, khususnya kerang Lola sebagai salah satu biota laut bernilai ekonomi tinggi dan larangan ini dihargai, dihormati dan ditaati oleh seluruh penduduk di Pulau tersebut.

Kehadiran Menteri Susi bersama Gubernur Said dan para pejabat disambut perahu belang atau yang disebut warga banda dengan Kora-Kora (perahu tradisional kepulauan Banda) juga tarian cakalele dan tari lenso oleh an0ak-anak di pantai Pulau Hatta.

Usai prosesi adat dan doa yang dilakukan tokoh agama, Menteri Susi bersama Gubernur, para pejabat dan masyarakat kemudian menggunakan spesboat menuju ke perairan sekitar Pulau Hatta untuk memanen kerang Lola yang telah disasi warga selama dua tahun terakhir.

Lokasi panen kerang lola tidak terlalu dalam, hanya pada kedalaman satu hingga dua meter di pesisir pantai Pulau Hatta.

Menteri Susi bersama Gubernur dan para pejabat sebenarnya hanya akan memanen kerang lola secara simbolis, namun saat melihat antusiasme warga yang beramai-ramai dan berebutan memanen, Menteri Susi akhirnya ikut melompat dari atas speedboat dan menyelam untuk mengambil lola di dasar laut.

Walaupun basah dan tidak mempersiapkan diri untuk menyelam, namun Menteri Susi tampak antusias, bersemangat dan bergembira untuk mengambil beberapa biota laut bergisi tinggi tersebut dari dalam laut.

Bahkan Menteri Susi terlihat bergembira dan sumringah karena kerang yang dipanen bersama masyarakat berukuran besar dengan diameter antara 10 - 15 centimeter.

Usai memanen, menteri Susi sempat berdialog dengan masyarakat Pulau Hatta maupun dari pulau sekitar yang juga datang untuk ikut memanen kerang lola.

Dalam kesempatan itu, Susi menyatakan kekagumannya dengan potensi sumber daya perikanan yang di Kepulauan Banda yang sangat kaya, terutama Pulau Hatta yang yang juga merupakan salah satu objek wisata selam terbaik yang dihiasi pasir putih halus dan ramai dikunjungi wisatawan mancanegara.

Dia mengimbau warga untuk menjaga dan memelihara kebersihan laut dan tidak merusak terumbu karang yang menjadi rumah berbagai jenis biota laut, terutama tidak membuang sampah ke laut.

Menurutnya, jika karangnya bagus, terpelihara dan tidak rusak serta bebas sampah, terutama sampah plastik, maka berbagai jenis biota laut akan hidup dan berkembang di perairan Kepulauan Banda, termasuk hasil panen kerang lola akan bertambah banyak di Pulau Hatta.

"Karena itu saya mengajak warga Pulau Hatta dan masyarakat di Kepulauan Banda untuk jaga lautnya. Mari jadikan laut sebagai masa depan kita semua, masa depan bangsa Indonesia. Jadikan laut sebagai beranda halaman rumah kita untuk kesejahteraan di masa mendatang," tegasnya.

Ia juga minta warga untuk mengawasi perairan sekitar Kepulauan Banda, terutama dari aksi-aksi pencurian ikan yang dilakukan oknum-oknum nelayan tidak bertangung jawab, dimana jika ditemukan segera dilaporkan kepada dirinya agar segara diambil tindakan tegas.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017