Ternate, 24/12 (Antaranews Maluku) - Harga cengkih di Ternate, Maluku Utara (Malut) dipatok para pengusaha hasil bumi sebesar Rp100.000/kg atau mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan pekan lalu yang seharga Rp95.000/kg.

Menurut beberapa pengusaha hasil bumi, di Ternate, Minggu, kenaikan harga cengkih ini karena adanya kenaikan harga di daerah antarpulau, khususnya di Surabaya, Jawa Timur.

Namun kenaikan harga cengkih dari Rp95.000/kg menjadi Rp100.000/kg tidak mendorong para petani untuk menjual cengkihnya, karena saat ini para petani belum memiliki stok sebab panen cengkih diperkirakan baru akan berlangsung pada pertengahan 2018.

"Sekarang ini walaupun harga cengkih dinaikkan sampai Rp200.000/kg, dapat dipastikan tidak ada petani yang datang menjual cengkih, mengingat saat ini belum ada panen cengkih," kata Ramin, salah seorang petani cengkih di Ternate.

Sedangkan biji pala kualitas bagus di Ternate dikenal dengan nama pala botak, harganya bertahan Rp60.000/kg, biji pala kualitas standar dan biji pala hancur masing-masing bertahan Rp55.000/kg dan Rp22.000/kg.

Begitu pula harga fuli pala tetap Rp120.000/kg, setelah beberapa pekan lalu sempat naik Rp125.000/kg, karena saat itu harga pembelian fuli pala di daerah antapulau mengalami kenaikan.

Harga kopra kualitas bagus turun dari Rp10.000/kg menjadi Rp9.500/kg, sedangkan kopra kualitas standar bertahan Rp8.500/kg.

Harga kakao bertahan Rp20.000/kg, namun tinggi intensitas curah hujan di Malut dalam beberapa pekan terakhir mengakibatkan petani yang menjual kakaonya ke pengusaha pengumpul hasil bumi agak sepi karena petani kesulitan untuk menjemur kakaonya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017