Ambon, 4/1 (Antaranews Maluku) - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku Bambang Pramasudi mengatakan, inflasi Provinsi Maluku tahun 2017 terkendali dan berada pada sasaran inflasi.

"Inflasi indeks harga konsumen (IHK) Provinsi Maluku pada bulan Desember 2017 tercatat sebesar 0,45 persen (month to month/mtm) dan secara keseluruhan tahun 2017 hanya sebesar 0,78 persen (year on year), berada di bawah target Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 4,5 persen ?1 persen (yoy)," ujarnya.

Inflasi Maluku 2017 sebesar 0,78 persen (yoy) tersebut merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir (2013:8,82 persen, 2014:7,19 persen, 2015:6,15 persen, 20163,26 persen).

Selain itu, inflasi Maluku juga tercatat di bawah inflasi nasional 2017 sebesar 3,61 persen (yoy).

Terkendalinya inflasi Maluku tahun 2017 didorong oleh rendahnya komponen inflasi inti yang tercatat 2,01 persen (yoy), sejalan dengan konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dan mengarahkan ekspektasi inflasi.

Selain itu juga terkendalinya komponen inflasi "volotile food" yang tercatat 4,52 persen (yoy) seiring terjaganya pasokan dan distribusi bahan pangan, rendahnya dampak kenaikan berbagai tarif yang diatur pemerintah dalam komponen inflasi "administered prices" yang tercatat negatif 5,87 persen (yoy).

Terkendalinya inflasi Maluku juga didukung oleh faktor positif permintaan dan penawaran, serta koordinasi dan sinergi yang baik antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku dengan Pemerintah Daerah Maluku dan seluruh anggota TPID Maluku.

"Sesuai dengan pola musimannya, tekanan inflasi Provinsi Maluku pada setiap bulan Desember selalu meningkat karena perayaan Natal dan tahun baru," ujarnya.

Jika rata-rata inflasi Maluku pada bulan Desember 2012 sampai dengan 2016 tercatat sebesar 1,13 persen maka inflasi IHK Provinsi Maluku pada Desember 2017 dapat dikendalikan menjadi sebesar 0,45 persen (mtm).

Berdasarkan komponen, meningkatnya inflasi bulan Desember 2017 terutama dipengaruhi oleh komponen inflasi inti, di tengah rendahnya komponen inflasi "administered prices".

Peningkatan tekanan terjadi pada setiap komponen inflasi, komponen inflasi inti tercatat sebesar 0,11 persen (mtm), lebih tinggi dibanding bulan lalu, peningkatan tekanan pada inflasi inti disebabkan oleh meningkatnya tekanan pada subkelompok biaya tempat tinggal, makanan jadi, dan sandang.

Hal tersebut seiring dengan peningkatan permintaan pola musiman menjelang akhir tahun.

Komponen "volatile food" mencatat inflasi sebesar 0,95 persen (mtm) meningkat dibanding bulan lalu 2,63 persen (mtm), inflasi terutama bersumber dari subkelompok beras, ikan segar dan sayur-sayuran. Komponen "administered prices" mengalami inflasi sebesar 0,78 persen (mtm) meningkat dibanding dengan bulan lalu.

Bambang mengatakan, inflasi Maluku pada tahun 2018 diperkirakan dan akan terus berupaya pada level yang rendah dan stabil serta berada pada sasaran inflasi.

TPID Maluku telah menetapkan target inflasi Maluku 2018 sebesar 4,0 persen ?1 persen (yoy). Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku senantiasa siap berkoordinasi dan bersinergi dengan Pemprov Maluku dan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Maluku, TPID Provinsi Maluku, TPID kabupaten dan kota se-Maluku, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), Satgas Pangan dan pihak terkait lainnya untuk melaksanakan program dan strategi pengendalian inflasi Maluku.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018