Ternate, 19/2 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Tidore Kepulauan, Maluku Utara (Malut) terus mendorong masyarakat setempat untuk memanfaatkan pangan lokal, baik sebagai kebutuhan konsumsi maupun pengembangan usaha.
"Di Tidore Kepulauan banyak pangan lokal, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi maupun pengembangan usaha, seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar dan pisang," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tidore Kepulauan, Iskandar Halil ketika dihubungi dari Ternate, Senin.
Pangan lokal tersebut, dulunya merupakan makanan pokok masyarakat di daerah kelahiran Pahlawan Nasional Sultan Nuku itu, namun sekarang telah tergeser dengan beras walaupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagian besar harus didatangkan dari daerah lain.
Menurut dia, Pemkot Tidore Kepulauan terus melakukan berbagai terobosan untuk mendorong pemanfaatan pangan lokal, di antaranya mengimbau warga untuk mengomsumsi popeda, pangan lokal dari sagu minimal sekali dalam seminggu.
Jika imbauan itu dilaksanakan seluruh warga Tidore Kepulauan diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap sagu, yang pada sisi lain akan semakin memotivasi petani untuk memproduksi sagu, baik sagu dari tanaman sagu maupun dari bahan ubi kayu.
Sedangkan untuk mendorong pengembangan usaha pangan lokal, kata Iskandar Halil, di antaranya memfasilitasi pengembangan usaha olahan sagu, seperti yang dilakukan kelompok usaha di Kelurahan Jaya dalam bentuk olahan sagu dengan berbagai rasa.
Olahan sagu dalam berbagai rasa, di antaranya rasa coklat, stroberi dan mangga itu kini sedang dalam proses pengurusan izin dari Dinas Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kehalalannya, agar pemasarannya tidak mengalami masalah.
"Pemkot akan mengupayakan agar olahan sagu itu menjadi salah satu komoditas pangan lokal unggulan daerah ini, yang pemasarannya tidak hanya di wilayah Malut, tetapi juga ke daerah lainnya di Indonesia, bahkan kalau memungkinkan sampai pasar ekspor,"katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Di Tidore Kepulauan banyak pangan lokal, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan konsumsi maupun pengembangan usaha, seperti sagu, ubi kayu, ubi jalar dan pisang," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tidore Kepulauan, Iskandar Halil ketika dihubungi dari Ternate, Senin.
Pangan lokal tersebut, dulunya merupakan makanan pokok masyarakat di daerah kelahiran Pahlawan Nasional Sultan Nuku itu, namun sekarang telah tergeser dengan beras walaupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagian besar harus didatangkan dari daerah lain.
Menurut dia, Pemkot Tidore Kepulauan terus melakukan berbagai terobosan untuk mendorong pemanfaatan pangan lokal, di antaranya mengimbau warga untuk mengomsumsi popeda, pangan lokal dari sagu minimal sekali dalam seminggu.
Jika imbauan itu dilaksanakan seluruh warga Tidore Kepulauan diharapkan akan meningkatkan permintaan terhadap sagu, yang pada sisi lain akan semakin memotivasi petani untuk memproduksi sagu, baik sagu dari tanaman sagu maupun dari bahan ubi kayu.
Sedangkan untuk mendorong pengembangan usaha pangan lokal, kata Iskandar Halil, di antaranya memfasilitasi pengembangan usaha olahan sagu, seperti yang dilakukan kelompok usaha di Kelurahan Jaya dalam bentuk olahan sagu dengan berbagai rasa.
Olahan sagu dalam berbagai rasa, di antaranya rasa coklat, stroberi dan mangga itu kini sedang dalam proses pengurusan izin dari Dinas Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kehalalannya, agar pemasarannya tidak mengalami masalah.
"Pemkot akan mengupayakan agar olahan sagu itu menjadi salah satu komoditas pangan lokal unggulan daerah ini, yang pemasarannya tidak hanya di wilayah Malut, tetapi juga ke daerah lainnya di Indonesia, bahkan kalau memungkinkan sampai pasar ekspor,"katanya.
Editor : John Nikita S
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018