Ternate, 2/3 (Antaranews Maluku) - Para pedagang beras di Ternate, Maluku Utara kurang berminat menampung beras produksi lokal, seperti dari Kabupaten Halmahera Timur dan Halmahera Utara, karena tidak dapat disimpan dalam waktu lama.

"Kadar air beras produksi lokal cukup tinggi, yang kalau disimpan dalam waktu lama bisa rusak, sehingga bisa merugikan pedagang," kata seorang pedagang beras di Ternate, Randi di Ternate, Jumat.

Konsumen di Ternate, khususnya para pengusaha rumah makan juga kurang berminat membeli beras produksi lokal dengan alasan kalau sudah dimasak cepat basi, walaupun dari segi citra rasa tidak kala jika dibandingkan dengan beras diluar Malut.

Randi mengatakan pedagang beras di Ternate lebih memilih menampung beras dari Sulawesi dan Jawa, karena selain bisa disimpan dalam waktu relatif lama dan juga banyak diminati konsumen setempat.

Oleh karena itu, penilaian bahwa para pedagang beras di Ternate bertindak diskriminatif terhadap beras produksi lokal, merupakan penilaian yang keliru karena pedagang dalam mengembangkan usaha selalu memperhitungan semua hal yang dapat kerugian usaha.

Kepala Dinas Pangan Malut Saiful Turui mengakui kadar air beras yang diproduksi petani di Malut masih di atas 13 persen atau di atas standar karena keterbatasan petani dalam melakukan penanganan pascapanen semaksimal, seperti terbatasnya lantai jemur gabah dan mesin penggelingan padi yang belum sepenuhnya menggunakan teknologi terbaru.

Namun upaya untuk meningkatkan kualitas beras produksi lokal itu terus dilakukan, seperti pemilihan benih unggul, penggunaan mekanisasi dalam penanganan panen, bantuan pembuatan lantai jemur gabah serta mendorong pengusaha penggelingan padi untuk menggunakan teknologi terbaru.

Ia menambahkan Malut terus berupaya meningkatkan produksi beras untuk mengurangi ketergantungan beras dari daerah lain yang saat ini mencapai sedikitnya 90 ribu ton per tahun, karena produksi beras lokal baru bisa memenuhi sekitar 50ribu ton per tahun dari kebutuhan konsumsi sedikitnya 140ribu ton per tahun.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018