Ambon, 7/3 (Antaranews Maluku) - Yayasan independen yang menangani masalah lingkungan WWF Indonesia dan Lembaga Penelitian Pemerintah Amerika Serikat NOAA berencana memasang tujuh satelit telemetri terhadap penyu belimbing di pantai utara Pulau Buru.
"Selain melakukan pemasangan satelit, kita juga akan melakukan pengambilan sampel DNA penyu belimbing, dengan target sebanyak 100 individu yang akan dilakukan secara marathon hingga awal tahun 2019," kata peneliti WWF Indonesia Dwi Suprapti di Ambon, Rabu.
Rencana pemasangan satelit telemetri dilakukan untuk mempelajari perilaku penyu belimbing lebih mendalam demi kepentingan pelestariannya.
Ia mengungkapkan penyu belimbing menyukai pesisir utara Pulau Buru yang mencakup tiga desa yakni Wamlana, Waspait dan Desa Waenibe, sebagai tempat bertelur tetapi tingkat keberhasilan sarang penyu sampai dengan menetas sebesar 20 persen.
Beberapa hal yang menjadi faktor utama penyebab kecilnya tingkat keberhasilan sarang sampai dengan telur penyu menetas adalah kegiatan pengambilan telur oleh masyarakat, serta adanya predator alami seperti buaya muara, babi hutan dan anjing.
"Sosialisasi merupakan upaya yang sangat tepat untuk mensukseskan keberhasilan program perlindungan penyu yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar pantai peneluran," ujarnya.
Dwi menjelaskan dari diskusi yang dilakukan bersama NOAA dan BKSDA Maluku, akan dilakukan 10 rencana aksi yang jika dirangkum merupakan aksi yang harus dilakukan untuk melindungi penyu secara umum.
"Dimulai dari dorongan untuk penerbitan Paraturan desa dan peraturan daerah (perda), pembentukan kelompok masyarakat pengawas penyu, relokasi sarang penyu agar tidak dirusak predator, sampai dengan penegakan hukum oleh instansi berwenang sehingga muncul kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan penyu," tandasnya.
Penyu lanjutnya merupakan salah satu satwa dari sejumlah satwa zaman purba yang masih tersisa hingga saat ini. Penyu belimbing juga merupakan satu dari enam jenis penyu yang terdapat di Indonesia dan dilindungi Undang-Undang nomor 5 tahun 1990, tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Data WWF Indonesia menunjukkan pesisir utara pulau Buru merupakan salah satu pantai favorit di Maluku yang banyak disinggahi jenis penyu belimbing untuk bertelur. Ia mengatakan yang menarik dari penyu yang bertelur disini juga mencari makan hingga ke daerah kepala Burung Papua.
"Data satelit telemetri penyu yang mendarat untuk bertelur di pulau Buru ini mencari makan hingga ke pesisir Hawai Amerika Serikat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Selain melakukan pemasangan satelit, kita juga akan melakukan pengambilan sampel DNA penyu belimbing, dengan target sebanyak 100 individu yang akan dilakukan secara marathon hingga awal tahun 2019," kata peneliti WWF Indonesia Dwi Suprapti di Ambon, Rabu.
Rencana pemasangan satelit telemetri dilakukan untuk mempelajari perilaku penyu belimbing lebih mendalam demi kepentingan pelestariannya.
Ia mengungkapkan penyu belimbing menyukai pesisir utara Pulau Buru yang mencakup tiga desa yakni Wamlana, Waspait dan Desa Waenibe, sebagai tempat bertelur tetapi tingkat keberhasilan sarang penyu sampai dengan menetas sebesar 20 persen.
Beberapa hal yang menjadi faktor utama penyebab kecilnya tingkat keberhasilan sarang sampai dengan telur penyu menetas adalah kegiatan pengambilan telur oleh masyarakat, serta adanya predator alami seperti buaya muara, babi hutan dan anjing.
"Sosialisasi merupakan upaya yang sangat tepat untuk mensukseskan keberhasilan program perlindungan penyu yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar pantai peneluran," ujarnya.
Dwi menjelaskan dari diskusi yang dilakukan bersama NOAA dan BKSDA Maluku, akan dilakukan 10 rencana aksi yang jika dirangkum merupakan aksi yang harus dilakukan untuk melindungi penyu secara umum.
"Dimulai dari dorongan untuk penerbitan Paraturan desa dan peraturan daerah (perda), pembentukan kelompok masyarakat pengawas penyu, relokasi sarang penyu agar tidak dirusak predator, sampai dengan penegakan hukum oleh instansi berwenang sehingga muncul kesadaran masyarakat akan pentingnya keberadaan penyu," tandasnya.
Penyu lanjutnya merupakan salah satu satwa dari sejumlah satwa zaman purba yang masih tersisa hingga saat ini. Penyu belimbing juga merupakan satu dari enam jenis penyu yang terdapat di Indonesia dan dilindungi Undang-Undang nomor 5 tahun 1990, tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Data WWF Indonesia menunjukkan pesisir utara pulau Buru merupakan salah satu pantai favorit di Maluku yang banyak disinggahi jenis penyu belimbing untuk bertelur. Ia mengatakan yang menarik dari penyu yang bertelur disini juga mencari makan hingga ke daerah kepala Burung Papua.
"Data satelit telemetri penyu yang mendarat untuk bertelur di pulau Buru ini mencari makan hingga ke pesisir Hawai Amerika Serikat," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018