Langgur, 12/3 (Antaranews Maluku) - Masyarakat di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) dan Kota Tual kini dapat menikmati telur ayam ras segar dan higienis produksi Layer Gaibo Star (GBS), peternak ayam petelur lokal yang berlokasi di Desa Ohoiluk, Kecamatan Kei Kecil.

Pemilik peternakan itu, Harry Balubun, saat ditemui di tempat usahanya, Senin, mengatakan, usaha keluarga itu telah memproduksi ribuan telur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Malra dan Kota Tual.

"Sejak mulai usaha ini bulan Maret 2017, kami telah memproduksi ribuan butir telur panen perdana bulan November, dan kini jumlah ayam petelur mencapai 1.474 ekor dan akan terus bertambah," katanya.

Ia mengungkapkan, masyarakat di Malra dan Tual banyak belum tahu perbedaan kualitas telur yang segar dan telur yang berasal dari luar daerah, sehingga menjadi kendala dalam pemasaran di daerah ini.

"Namun, setelah ada pemeriksaan oleh Dinas Kesehatan Malra, terbukti hasil produksi telur kami kualitasnya A (sangat baik), sementara telur dari luar daerah kualitasnya C dan D," katanya.

Kendala lainnya, kata Harry, adalah pakan ternak yang berasal dari luar daerah dengan harga yang cukup mahal, namun itupun sudah dapat diantisipasi.

Menyangkut harga, ia mengatakan pihaknya memasang dua jenis yakni kelas sedang dengan harga Rp50.000 per rak, kelas besar Rp60.000 per rak.

"Pembelian partai (dalam jumlah banyak) kami berikan potongan harga," katanya.

Harry lebih jauh mengatakan, pihaknya biasa memasarkan telur produksi peternakan ke toko di desa-desa, hotel dan penginapan, RSU Langgur, RSUD Karel Sadsuitubun Malra, dan beberapa rumah makan maupun kantin perkantoran.

Ia berharap usaha peternakannya itu terus berkembang dan dapat menjadi contoh bagi warga masyarakat yang ingin menggeluti usaha yang sama.

"Kami juga berharap ada regulasi atau peraturan yang melarang masuknya telur dari luar daerah, seperti di Kabupaten Mimika, Papua yang hanya memperbolekan produksi telur lokal. Sebagai peternak lokal, kami juga mengapresiasi bantuan dan pendampingan Dinas Pertanian Malra untuk pengembangan usaha ini, baik untuk ketersediaan vaksin, pakan, dan sarana lainnya"," kata Harry.
Telur ayam ras lokal produksi GBS di Maluku Tenggara yang dikembangkan dengan pendampingan dari Dinas Pertanian setempat (Siprianus Yanyaan)

Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Hewan Bidang Peternakan Dinas Pertanian Malra, Leny Heatubun menyatakan, kelayakan usaha peternakan dilihat dari sisi kesehatan, dimana produksi telur dari GBS telah menerima rekomendasi dari Dinas Kesehatan sehingga, aman dan sehat untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Leny menjelaskan, manfaat telur ras segar produksi peternakan lokal itu antara lain kandungan gizinya masih komplit dibanding telur dari luar, tidak mengandung penyakit, tidak mengandung bahan pengawet, kuning telur masih utuh bila dipecah kulitnya, tahan lama (kerabang tebal dan tidak gampang busuk).

Kepala Seksi Pengolahan dan Pemasaran Bidang Peternakan, Frangky Manuputty menambahkan, prospek usaha peternakan di Malra sangat bagus, baik daging ayam, sapi, maupun telur ayam.

"Dengan adanya usaha ayam petelur ini adalah satu langkah maju dimana kita sudah bisa memproduksi sendiri telur ayam ras," katanya.

"Pasar saat ini tersedia, tapi pengetahuan masyarakat luas di Malra maupun Kota Tual belum mengetahui ada telur ayam produksi daerah ini, sehingga tugas kami adalah terus mempromosikan produk lokal. Target Dinas Pertanian agar masyarakat di daerah ini tidak lagi mengkonsumsi hasil ternak dari luar daerah pun kelak dapat tercapai," tambahnya.

John N.S

(T.KR-JA/B/J007/J007) 12-03-2018 19:18:42

Pewarta: Siprianus Yanyaan

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018