Ambon, 23/4 (Antaranews Maluku) - Bank Indonesia (BI) saat ini sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi sistem pembayaran (SP) non tunai.
"Transaksi non tunai selain bisa mengurangi peredaran uang kartal (kertas dan logam), juga menghemat biaya jika dibandiongkan dengan transaksi tunai," kata Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Hujianto di Ambon, Senin.
SP non tunai merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang, lanjutnya, mulai diperkenalkan dalam transaksi ritel tahun 1990. Sistem SP non tunai bukan pengganti sistem pembayaran tunai namun saling melengkapi antara tunai dan non tunai.
"Alat atau instrumen pembayaran non tunai yang resmi diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah instrumen berbasis kartu dan elektronik," ujarnya.
SP non tunai berbasis kertas terdiri dari Chek, Bilyet Giro, Wessel, Nota Debet, kartu kredit dan lainnya.
Dia mengatakan, mekanisme alat pembayaran non tunai ini menggunakan sistim kliring di BI.
Sedangkan SP non tunai berbasis kartu (card bassed) atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang diperkenalkan era tahun 1990-an.
"Dalam operasionalnya APMK melibatkan empat lembaga yaitu Prinsipal, Penerbit, Perusahaan Switching dan Perusahaan Personalisasi," katanya.
Alat pembayaran menggunakan kartu APMK terdiri dari kartu kredit atau kartu debet/ATM. SP non tunai juga berbasis elektronik yaitu transfer dana secara elektronik (credit transfer) dengan menggunakan sistem kliring.
Hujianto mengatakan, selain ketiga jenis SP non tunai tersebut masyarakat juga telah mengenal alat pembayaran elektronik yakni layanan bank elektronik (e-banking) yang dikembangkan menjadi mobile banking pada tahun 1998 dan uang elektronik (e-money) yang dikembangkan sejak tahun 2002.
"Saat ini penggunaan SP non tunai sudah banyak beredar di Maluku, dan sudah mencoba melakukan analisa dan sejauh ini belum semuanya dipakai, top up-nya masih menjadi kendala," ujarnya.
Penggunaan SP non tunai lebih efisien ketimbang membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Untuk itu diharapkan masyarakat bisa menggunakan metode pembayaran non tunai , sebab selain itu SP non tunai membantu memberikan kemudahan kepada pedagang dalam melakukan perputaran uang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Transaksi non tunai selain bisa mengurangi peredaran uang kartal (kertas dan logam), juga menghemat biaya jika dibandiongkan dengan transaksi tunai," kata Kepala Unit Pengawasan Sistem Pembayaran Pengelolaan Uang Rupiah dan Keuangan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku Hujianto di Ambon, Senin.
SP non tunai merupakan sistem pembayaran tanpa menggunakan uang, lanjutnya, mulai diperkenalkan dalam transaksi ritel tahun 1990. Sistem SP non tunai bukan pengganti sistem pembayaran tunai namun saling melengkapi antara tunai dan non tunai.
"Alat atau instrumen pembayaran non tunai yang resmi diterbitkan oleh Bank Indonesia adalah instrumen berbasis kartu dan elektronik," ujarnya.
SP non tunai berbasis kertas terdiri dari Chek, Bilyet Giro, Wessel, Nota Debet, kartu kredit dan lainnya.
Dia mengatakan, mekanisme alat pembayaran non tunai ini menggunakan sistim kliring di BI.
Sedangkan SP non tunai berbasis kartu (card bassed) atau alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) yang diperkenalkan era tahun 1990-an.
"Dalam operasionalnya APMK melibatkan empat lembaga yaitu Prinsipal, Penerbit, Perusahaan Switching dan Perusahaan Personalisasi," katanya.
Alat pembayaran menggunakan kartu APMK terdiri dari kartu kredit atau kartu debet/ATM. SP non tunai juga berbasis elektronik yaitu transfer dana secara elektronik (credit transfer) dengan menggunakan sistem kliring.
Hujianto mengatakan, selain ketiga jenis SP non tunai tersebut masyarakat juga telah mengenal alat pembayaran elektronik yakni layanan bank elektronik (e-banking) yang dikembangkan menjadi mobile banking pada tahun 1998 dan uang elektronik (e-money) yang dikembangkan sejak tahun 2002.
"Saat ini penggunaan SP non tunai sudah banyak beredar di Maluku, dan sudah mencoba melakukan analisa dan sejauh ini belum semuanya dipakai, top up-nya masih menjadi kendala," ujarnya.
Penggunaan SP non tunai lebih efisien ketimbang membawa uang tunai dalam jumlah yang banyak. Untuk itu diharapkan masyarakat bisa menggunakan metode pembayaran non tunai , sebab selain itu SP non tunai membantu memberikan kemudahan kepada pedagang dalam melakukan perputaran uang.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018