Ternate, 29/4 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, Maluku Utara (Malut) diminta membenahi infratruktur drainase dalam kota Ternate, karena kondisinya tidak lagi sesuai dengan perkembangan kota berpenduduk 200ribu jiwa lebih ini.
"Drainase yang ada di kota Ternate umumnya dibangun puluhan tahun silam dan belum pernah dibenahi, padahal kota Ternate sekarang semakin berkembang baik dari segi jumlah penduduk maupun luasan kawasan, perkantoran, perdagangan dan permukiman,"kata anggota DPRD Ternate, Muhajirin Bailussy di Ternate, Minggu.
Setiap turun hujan di Ternate saat ini, selalu menimbulkan banjir di sejumlah ruas jalan, karena drainase yang ada tidak bisa lagi menampung aliran air hujan, seperti yang selalu terlihat di kawasan Jalan Pahlawan Revolusi.
Menurut dia, seluruh jaringan drainase di kota Ternate harus diperlebar dan diperdalam, baik yang ada disepanjang di tepi jalan maupun yang melintas di kawasan permukiman warga, terutama yang menjadi alur pembuangan air ke laut.
Pemkot Ternate harus pula memiliki keberanian dan ketegasan untuk menertibkan rumah warga yang dibangun dengan mengambil sebagian jalur drainase, karena tindakan mereka itu mengakibatkan terhambatnya aliran air ke laut, terutama saat turun hujan.
Muhajirin mengatakan, Kota Ternate saat ini masuk dalam salah satu kota di Indonesia yang menjadi sasaran program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang di dalamnya selain menangani penataan rumah warga, juga penataan lingkungan, termasuk di antaranya drainase.
Oleh karena itu, Pemkot Ternate harus memasukan pembenahan drainase di kota Ternate dalam program itu, sehingga pembiayaannya dapat dianggarkan melalui APBN dan kalau pun harus dukung dari APBD tidak akan terlalu besar.
Ia menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebersihan harus pula terus diintensifkan Pemkot Ternate, karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, termasuk di dalam drainase sehingga semakin memperparah kondisi drainase saat turun hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Drainase yang ada di kota Ternate umumnya dibangun puluhan tahun silam dan belum pernah dibenahi, padahal kota Ternate sekarang semakin berkembang baik dari segi jumlah penduduk maupun luasan kawasan, perkantoran, perdagangan dan permukiman,"kata anggota DPRD Ternate, Muhajirin Bailussy di Ternate, Minggu.
Setiap turun hujan di Ternate saat ini, selalu menimbulkan banjir di sejumlah ruas jalan, karena drainase yang ada tidak bisa lagi menampung aliran air hujan, seperti yang selalu terlihat di kawasan Jalan Pahlawan Revolusi.
Menurut dia, seluruh jaringan drainase di kota Ternate harus diperlebar dan diperdalam, baik yang ada disepanjang di tepi jalan maupun yang melintas di kawasan permukiman warga, terutama yang menjadi alur pembuangan air ke laut.
Pemkot Ternate harus pula memiliki keberanian dan ketegasan untuk menertibkan rumah warga yang dibangun dengan mengambil sebagian jalur drainase, karena tindakan mereka itu mengakibatkan terhambatnya aliran air ke laut, terutama saat turun hujan.
Muhajirin mengatakan, Kota Ternate saat ini masuk dalam salah satu kota di Indonesia yang menjadi sasaran program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) yang di dalamnya selain menangani penataan rumah warga, juga penataan lingkungan, termasuk di antaranya drainase.
Oleh karena itu, Pemkot Ternate harus memasukan pembenahan drainase di kota Ternate dalam program itu, sehingga pembiayaannya dapat dianggarkan melalui APBN dan kalau pun harus dukung dari APBD tidak akan terlalu besar.
Ia menambahkan, sosialisasi kepada masyarakat mengenai kebersihan harus pula terus diintensifkan Pemkot Ternate, karena masih banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan, termasuk di dalam drainase sehingga semakin memperparah kondisi drainase saat turun hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018