Ternate, 29/4 (Antaranews Maluku) - Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) ikut menikmati dampak positif dari penyelenggaraan Festival Teluk Jailolo (FTJ) di Kabupaten Halmahera Barat, di antaranya dari segi kunjungan wisatawan.

"Setiap wisatawan dari luar Malut, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing yang akan ke FTJ, pasti menyinggahi Ternate saat datang atau pulang, karena Ternate merupakan pintu keluar masuk Malut,"kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Ternate, Samin Marsaoly di Ternate, Minggu.

FTJ yang digelar di Jailolo, ibukota Kabupaten Halmahera Barat tanggal 30 April - 5 Mei 2018 merupakan agenda tahunan Pemkab Halmahera Barat dan masuk dalam 100 kegiatan wisata nasional Kementerian Pariwisata.

Menurut dia, wisatawan yang menghadiri FTJ, saat mereka datang atau pulang ke daerah asal selalu menyempatkan diri mengunjungi berbagai objek wisata di Ternate, seperti kedaton Kesultanan Ternate, benteng peninggalan kolonial, Danau Tolire, Pantai Sulamadaha, batu angus dan cengkih afo atau cengkih tertua di dunia.

Khusus di kedaton Kesultanan Ternate, benda sejarah yang selalu ingin disaksikan para wisatawan adalah mahkoda berambut, yakni mahkoda Sultan Ternate yang memiliki kekhasan karena mahkota ini memiliki rambut yang terus memanjang seperti rambut manusia, sehingga pada waktu tertentu harus di potong.

Para wisatawan itu, kata Samin Marsaoly, juga mengunjungi berbagai sentra kerajinan yang ada di Ternate untuk membeli cendera mata yang akan mereka bawah pulang ke daerah asal, di antaranya kerajinan besi putih yang sejak dulu sudah dikenal luas di dalam dan luar negeri.

Pemkot Ternate telah membangun tempat khusus untuk penjualan semua produk kerajinan dari Ternate, termasuk kabupaten/kota lainnya di Malut, yakni di swalayan taranoate sehingga akan memudahkan wisatawan ketika mencari cendera mata.

Ia menambahkan, Kota Ternate juga memiliki sejumlah kegiatan wisata tahunan di antaranya Festival Legu Gam setiap bulan April dan Festival Kora-Kora setiap bulan Desember, yang mulai 2018 ini juga masuk dalam 100 kegiatan wisata nasional Kementerian Pariwisata.

Semula Festival Legu Gam sejak 2007 juga masuk dalam kegiatan wisata nasional Kementerian Pariwisata, tetapi pada 2018 ini dicoret dari kegiatan wisata nasional karena adanya dualisme dalam penyelenggaraannya.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018