Ambon, 14/5 (Antaranews Maluku) - Masyarakat kota Ambon, ibu kota provinsi Maluku merasa resah pada aksi teror bom yang terjadi di tiga gereja di Surabaya dan Rusunawa Wonocolo di Taman, Sidoarjo.
"Bagaimana tidak resah dengan aksi teror bom yang pastinya memiliki jaringan di berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Kota Ambon dan Maluku pada umumnya," kata seorang warga desa Halong, kecamatan Baguala, Kota Ambon, Januaris, Senin.
Apalagi, Maluku, terutama kota Ambon pernah dilanda "tragedi kemanusiaan", di mana ledakan maupun guncangan bom mengakibatkan nyawa manusia tidak berdosa hilang serta bangunan luluh lantak sehingga meninggalkan duka yang mendalam.
Karena itu, aparat keamanan hendaknya mengerahkan intelejen agar bisa melakukan deteksi dini sebelum aksi teror bom itu terjadi di Ambon maupun Maluku pada umumnya.
"Kami tidak menginginkan tragedi kemanusiaan itu terulang kembali dengan tindakan tidak berperi kemanusiaan oleh oknum - oknum hanya memprioritaskan kepentingan kelompok atau orang - orang tertentu," ujar Januaris.
Sedangkan, warga desa Batumerah, kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Ismael memandang perlu semua komponen bangsa di Maluku membantu Kepolisian dan TNI memerangani aksi teror bom maupun bentuk lainnya yang merusakan tatanan kehidupan berbangsa.
"Waspadailah dari masing - masing lingkungan terhadap orang yang dicurigai berada dipermukiman dengan melaporkan ke pos aparat keamanan terdekat sehingga bisa dilakukan penangkalan dini," katanya.
Terpenting tingkatkan jalinan keharmonisan antarumat beragama yang dibingkai budaya pelan dan gandong sebagai warisan leluhur sebagai pemersatu kehidupan orang basudara (saudara).
"Jangan saling curiga antarsesama anak bangsa Indonesia di Kota Ambon maupun Maluku, terutama dipicu aksi lempar rumah sehinggamemicu terjadinya pertikaian yang seharusnya tidak perlu terjadi sekiranya bisa menahan diri dan melaporkan kepada aparat keamanan untuk menanganinya," tandas Ismael.
Catatan Antara, Polda Maluku menerapkan siaga satu dengan melakukan pengamanan di tempat - tempat strategis, rumah ibadah dan aktivitas perekonomian.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Bagaimana tidak resah dengan aksi teror bom yang pastinya memiliki jaringan di berbagai daerah di Tanah Air, termasuk Kota Ambon dan Maluku pada umumnya," kata seorang warga desa Halong, kecamatan Baguala, Kota Ambon, Januaris, Senin.
Apalagi, Maluku, terutama kota Ambon pernah dilanda "tragedi kemanusiaan", di mana ledakan maupun guncangan bom mengakibatkan nyawa manusia tidak berdosa hilang serta bangunan luluh lantak sehingga meninggalkan duka yang mendalam.
Karena itu, aparat keamanan hendaknya mengerahkan intelejen agar bisa melakukan deteksi dini sebelum aksi teror bom itu terjadi di Ambon maupun Maluku pada umumnya.
"Kami tidak menginginkan tragedi kemanusiaan itu terulang kembali dengan tindakan tidak berperi kemanusiaan oleh oknum - oknum hanya memprioritaskan kepentingan kelompok atau orang - orang tertentu," ujar Januaris.
Sedangkan, warga desa Batumerah, kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Ismael memandang perlu semua komponen bangsa di Maluku membantu Kepolisian dan TNI memerangani aksi teror bom maupun bentuk lainnya yang merusakan tatanan kehidupan berbangsa.
"Waspadailah dari masing - masing lingkungan terhadap orang yang dicurigai berada dipermukiman dengan melaporkan ke pos aparat keamanan terdekat sehingga bisa dilakukan penangkalan dini," katanya.
Terpenting tingkatkan jalinan keharmonisan antarumat beragama yang dibingkai budaya pelan dan gandong sebagai warisan leluhur sebagai pemersatu kehidupan orang basudara (saudara).
"Jangan saling curiga antarsesama anak bangsa Indonesia di Kota Ambon maupun Maluku, terutama dipicu aksi lempar rumah sehinggamemicu terjadinya pertikaian yang seharusnya tidak perlu terjadi sekiranya bisa menahan diri dan melaporkan kepada aparat keamanan untuk menanganinya," tandas Ismael.
Catatan Antara, Polda Maluku menerapkan siaga satu dengan melakukan pengamanan di tempat - tempat strategis, rumah ibadah dan aktivitas perekonomian.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018