Ambon, 22/6 (Antaranews Maluku) - Lembaga Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia (LSI) bersama Konsultasi Citra Indonesia (KCI) mngumumkan hasil survei Pilkada Maluku yang digelar 27 Juni 2018, dan menempatkan pasangan calon (paslon) Murad Ismail - Barnabas Orno (BAILEO) berpeluang memenangkan Pilkada serentak tersebut.

"Pasangan BAILEO dengan nomor urut 2 menempati posisi pertama dan unggul dua pasangan lainnya dengan perolehan 30 persen suara," kata Strategic Manager KCI-LSI, Ikrama Masloma, di Ambon, Jumat.

Posisi kedua ditempati paslon Said Assagaff - Anderias Rentanubun (SANTUN) dengan nomor urut 1 memperoleh 25,3 persen sedangkan Herman Andrian Koedoeboen - Abdullah Vanath (HEBAT) nomor urut 3 di posisi ketiga dengan perolehan 24,6 persen suara.

Berdasarkan hasil survei dukungan suara kepada pasangan pasangan BAILEO meningkat sebesar 29,5 persen pada periode Mei - Juni 2018, sehingga berpeluang menang dalam Pilkada serentak tersebut.

Survei yang dilakukan pada awal Juni 2018 secara tatap muka terhadap 600 responden dengan menggunakan metode multistage random sampling dengan batas kesalahan (margin error) 4,1 persen. Survei juga dilengkapi dengan kualitatif riset (FGD/focus group discussion, media analisis dan wawancara mendalam).

Ikrama mengatakan, terjadi persaingan ketat terhadap elektabilitas ketiga pasangan calon mengingat masih terdapat 20 persen masa mengambang atau belum menentukan pilihan politiknya.

Menuru dia, sebanyak 58,9 persen masyarakat Maluku menginginkan gubernur baru dan hanya 23,5 persen yang menginginkan petahana, sedangkan 17,6 persen masih belum menentukan pilihan.



Petahana melemah

Ikrama menegaskan, hasil survei juga memperlihatkan persaingan antara ketiga pasangan semakin kompetitif, dan dukungan kepada petahana Gubernur Maluku, Said Assagaff melemah.

Indikasi melemahnya dukungan terhadap pasangan petahana diantaranya karena menguatnya keinginan masyarakat untuk memilih gubernur baru (58,9 persen), sedangkan memilih petahana hanya sebesar 27,3 persen serta hilangnya basis pemilih militan petahana yang hanya tersisa 19,5 persen.

Dia menyatakan, berdasarkan beberapa kali survei yang dilakukan grafik keinginan masyarakat Maluku untuk memilih gubernur baru terus meningkat dari waktu ke waktu dimulai dari 32.3 persen pada survei pertama Mei 2017, meningkat 43.8 persen pada Oktober 2017.

"Pada Januari 2018 keinginan masyarakat untuk memiliki gubernur baru sempat turun 0,3 persen dan kemudian meningkat tajam pada April 2018 menjadi 49,5 persen dan mencapai angka tertinggi pada Juni 2018 yakni 58,9 persen," tandasnya.

Alasan masyarakat menginginkan gubernur baru karena 68,8 persen publik Maluku menginginkan perubahan dan hal ini diperkuat dengan 51,6 persen warga yang mengaku kehidupannya selama lima tahun terakhir tidak berubah.

54,6 persen masyarakat menilai karakter kepemimpinan petahana Said Assagaff sebagai pemimpin yang lemah dengan beragam alasan diantaranya mudah diintervensi oleh kekuatan keluarga dan tidak konsisten dalam mewujudkan janji politik.

Selain itu, persepsi publik yang tidak menginginkan petahana Said Assagaff kembali menjadi gubernur periode 2018 - 2023 yakni sebesar 48,2 persen dan yang menginginkan hanya 27,3 persen serta , dan sisanya 24,5 persen belum memutuskan pilihan.

"Sebagian besar masyarakat yang tidak menginginkan petahana memimpin kembali terpolarisasi dari pendukung paslon BAILEO sebesar 43,30 persen dan paslon HEBAT sebesar 34,30 persen," tandasnya.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018