Ternate, 8/7 (Antaranews Maluku) - Badan Pengawas Pemilu Maluku Utara (Malut) menyatakan pelanggaran dalam Pilkada 2018 di provinsi itu  menurun jika dibandingkan dengan Pilkada lima tahun lalu.

"Tentunya kesadaran masyarakat menjadi modal, sehingga Pilkada Malut 2018 bisa berjalan secara aman dan demokratis," kata Ketua Bawaslu Malut Muksin Amrin, di Ternate, Minggu.

Menurut dia, hal itu ditandai dengan turunnya tren pelanggaran selama pelaksanaan tahapan Pilkada, termasuk pada hari pemungutan suara dan penghitungan hingga pleno rekapitulasi.

Meskipun ada protes dari saksi paslon tertentu, tetapi dalam catatan Bawaslu Malut, sejumlah kasus seperti kasus politik uang juga mengalami penurunan.

Dia mengatakan, berbagai indikator di antaranya karena kesadaran masyarakat, juga karena upaya pencegahan dilakukan Bawaslu, Panwaslu dan jajaran di seluruh kabupaten/kota.

Selain itu, sukses Pilkada Malut harus menjadi cacatan khusus jajaran pengawas dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2019, mengingat tantangan yang akan dihadapi pengawas pada Pileg nanti sangat kompleks, karena jumlah peserta pemilu cukup banyak, termasuk mempertahankan pelaksanaan Pemilu yang aman dan bermartabat.

"Memang terjadi kasus, hanya saja trennya menurun dibandingkan pilkada sebelumnya, sehingga Rapat Kerja Teknis Konsolidasi Data Hasil Pengawasan Pilkada Malut 2018 akan menjadi ajang evaluasi," katanya pula.

Kendati demikian, kata Muksin Amrin, masih terdapat beberapa kasus termasuk pencoblosan menggunakan hak pilih orang lain dan kasus lainnya, sehingga Bawaslu berharap agar pada Pemilu tidak ada lagi pelanggaran yang signifikan.

Karena itu, jajaran Bawaslu memberikan apresiasi terhadap Panwaslu kabupaten/kota beserta jajaran Panwascam, PPL dan Pengawas TPS yang telah menjalankan tugas dengan baik selama pelaksanaan Pilkada Malut 2018.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018