Ternate, 2/8 (Antaranews Maluku) - Bupati Pulau Taliabu, Maluku Utara, Aliong Mus mengancam menutup aktivitas pertambangan PT Adidah Tangguh di Port Tolong Kecamatan Lede, jika anggaran CSR tidak digunakan untuk kemajuan pembangunan di daerah setempat.

 "Anggaran CSR harus digunakan untuk kemajuan pembangunan di Pulau Taliabu yakni, untuk pembangunan jalan, jembatan, sarana air bersih, listrik dan tenaga kerja lokal," katanya di Ternate, Kamis.

Dia mengatakan, kalau kesepakatan ini tidak dilakukan maka aktivitas tambang di seluruh Kabupaten Pulau Taliabu harus ditutup.

Menurut bupati, tidak ada gunaya tambang mau bawah 1000 ton hingga 10,000 ton, jikalau tidak ada kepentingan untuk daerah ini, lebih baik tambang ini akan ditutup saja.

"Gunanya tambang atau potensi alam diolah oleh para investor, harusnya mendapatkan efek yang baik untuk daerah asal tambang itu sendiri," katanya.

Sehingga, kalau tidak ada seperti itu, maka dirinya minta maaf, tambang pastinya ditutup dan Ini salamnya kepada PT Adidaya Tangguh dan perlu nantinya disampaikan kepada? pihak menejemen di Jakarta.

Dirinya juga berjanji bahwa nanti akan berangkat ke Jakarta, untuk melakukan komunikasi, agar segera dilakukan pendatanganan MoU, apalagi bulan September rencana mau di ekspor.

"Saya minta agar smelter di bangun di Pulau Taliabu ini dan kalau smelter tidak dibangun tidak ada gunanya juga kita di sini dan ini potensi kurang lebih 40 tahun dan kita masih punya cadangan lagi 60 tahun. Untuk itu saya kira, membangun smelter sangat memenuhi syarat," katanya.

Menurutnya, jangan membawa hasil daerah di daerah lain, sebab Taliabu ini merupakan daerah sendiri yang mempunyai potensi tambang terbaik untuk biji besi di Indonesia.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018