Ternate, 21/8 (Antaranews Maluku) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara diminta berkoordinasi dengan Kedutaan Besar (Kedubes) Indonesia di sejumlah negara tetangga terkait hilangnya KM Kairos yang memuat 18 penumpang asal Pulau Batang Dua.
"Tidak tertutup kemungkinan KM Kairos terbawa arus ke perairan negara tetangga, seperti Filipina yang perairannya berbatasan dengan perairan wilayah kita," kata tokoh masyarakat dari Pulau Batang Dua, Dodi H di Ternate, Selasa.
KM Kairos hilang dalam pelayaran dari Bitung, Sulawesi Utara ke Pulau Batang Dua pada 12 Agustus 2018 dan sampai sekarang belum ditemukan walaupun Basarnas Ternate melakukan pencarian melalui laut dan udara.
Menurut dia, kalau Kedubes Indonesia di Filipina dan negara lainnya yang berada di kawasan perairan Samudera Pasifik mengetahui hilangnya KM Kairos tersebut, mereka bisa membantu menginformasikan kepada pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya, sehingga kalau menemukannya dapat langsung disampaikan ke Kedubes.
Beberapa waktu lalu pernah seorang nelayan dari Pulau Batang Dua yang hilang saat mencari ikan yang saat itu sempat dianggap sudah meninggal, namun tiga bulan kemudian dilaporkan berada di Taiwan karena saat itu terbawa arus diperairan Pasifik ditolong oleh kapal kontainer yang akan menuju ke Taiwan.
Dodi yang juga seorang pendeta di Pulau Batang Dua itu, mengatakan keluarga penumpang KM Kairos kini terus diliputi kecemasan karena keberadaan keluarga mereka yang menjadi penumpang KM Kairos belum diketahui apakah selamat atau sudah meninggal.
Oleh karena itu, Basarnas dan pihak terkait lainnya diharapkan tetap melanjutkan pencarian terhadap mereka, walaupun bagi Basarnas pencarian sudah dihentikan karena sesuai prosedur Basarnas hanya melakukan pencarian selama tujuh hari.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Basarnas Ternate, Ismail mengatakan walaupun Basarnas telah menghentikan pencarian terhadap penumpang KM Kairos, Basarnas tetap melakukan pemantauan dan akan segera ke lapangan kalau mendapat informasi mengenai keberadaan kapal itu.
Di Maluku Utara pada Agustus ini kecelakaan laut juga dialami kapal feri KMP Bandeng dalam pelayaran dari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, ke Bitung mengakibatkan dua awaknya meninggal dunai satu lainnya masih hilang sementara 46 orang penumpang berhasil diselamatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
"Tidak tertutup kemungkinan KM Kairos terbawa arus ke perairan negara tetangga, seperti Filipina yang perairannya berbatasan dengan perairan wilayah kita," kata tokoh masyarakat dari Pulau Batang Dua, Dodi H di Ternate, Selasa.
KM Kairos hilang dalam pelayaran dari Bitung, Sulawesi Utara ke Pulau Batang Dua pada 12 Agustus 2018 dan sampai sekarang belum ditemukan walaupun Basarnas Ternate melakukan pencarian melalui laut dan udara.
Menurut dia, kalau Kedubes Indonesia di Filipina dan negara lainnya yang berada di kawasan perairan Samudera Pasifik mengetahui hilangnya KM Kairos tersebut, mereka bisa membantu menginformasikan kepada pemerintah setempat dan pihak terkait lainnya, sehingga kalau menemukannya dapat langsung disampaikan ke Kedubes.
Beberapa waktu lalu pernah seorang nelayan dari Pulau Batang Dua yang hilang saat mencari ikan yang saat itu sempat dianggap sudah meninggal, namun tiga bulan kemudian dilaporkan berada di Taiwan karena saat itu terbawa arus diperairan Pasifik ditolong oleh kapal kontainer yang akan menuju ke Taiwan.
Dodi yang juga seorang pendeta di Pulau Batang Dua itu, mengatakan keluarga penumpang KM Kairos kini terus diliputi kecemasan karena keberadaan keluarga mereka yang menjadi penumpang KM Kairos belum diketahui apakah selamat atau sudah meninggal.
Oleh karena itu, Basarnas dan pihak terkait lainnya diharapkan tetap melanjutkan pencarian terhadap mereka, walaupun bagi Basarnas pencarian sudah dihentikan karena sesuai prosedur Basarnas hanya melakukan pencarian selama tujuh hari.
Sementara itu, Kepala Seksi Operasi Basarnas Ternate, Ismail mengatakan walaupun Basarnas telah menghentikan pencarian terhadap penumpang KM Kairos, Basarnas tetap melakukan pemantauan dan akan segera ke lapangan kalau mendapat informasi mengenai keberadaan kapal itu.
Di Maluku Utara pada Agustus ini kecelakaan laut juga dialami kapal feri KMP Bandeng dalam pelayaran dari Tobelo, Kabupaten Halmahera Utara, ke Bitung mengakibatkan dua awaknya meninggal dunai satu lainnya masih hilang sementara 46 orang penumpang berhasil diselamatkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018