Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) akan melakukan penyesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) menyesuaikan perubahan lingkungan di Kota Ternate yang sering berubah akibat bencana alam.
"Tentunya, kita lakukan penyesuaian RT RW yang ada karena keadaan lingkungan berubah juga. Termasuk kemarin pada saat terjadi bencana di kelurahan Rua dan itu pasti akan menjadi perhatian kita untuk menetapkan lokasi yang tidak boleh dihuni o warga," kata Wali Kota Ternate, M Tauhid Soleman saat dihubungi di Ternate, Rabu.
Hal ini disampaikan usai bencana alam di Kelurahan Rua, Kecamatan Pulau Ternate.
Tauhid mengatakan, saat ini dalam proses pembersihan lahan oleh Pemkot Ternate, untuk pembangunan rumah warga yang terdampak banjir dilakukan oleh Kementerian PUPR.
"Sekarang lagi pembersihan lahan dan pematangan. Untuk pekerjaan i dilakukan oleh kementerian PU pemkot hanya menyiapkan lahan saja," ujarnya.
Pemkot Ternate akan menyiapkan lahan seluas 2,6 hektare untuk korban banjir di Kelurahan Rua Ternate di sekitar Kawasan Jambula.
Sekkot Ternate Rizal Marsaoly mengatakan, proses relokasi menjadi solusi alternatif yang diambil oleh pemerintah Kota Ternate dengan menyiapkan lahan seluas 2,6 hektare untuk pembangunan rumah baru bagi warga terdampak banjir bandang Kelurahan Rua, karena Kawasan itu akan dibangun aliran sungai.
Rizal yang juga Koordinator tanggap darurat banjir Rua Ternate itu mengakui, ada sejumlah penanganan yang harus dilakukan usai bencana banjir di Rua, sehingga status tanggap darurat harus diperpanjang, terutama untuk melakukan pemulihan hingga penanganan berbagai bangunan infrastruktur yang alami kerusakan akibat dihantam banjir.
Berdasarkan laporan, sebanyak 72 Kepala Keluarga (KK) atau 245 jiwa warga terdampak bencana sudah terdata pada Dinas Sosial Ternate dan sebanyak 19 KK ditempatkan ke rumah hunian sementara, sebelum hunian tetap mereka dibangun oleh Kementerian PUPR yang totalnya ada 49 unit rumah.