Ambon, 23/8 (Antaranews Maluku) - Harga hasil perkebunan Maluku yang merupakan komoditi ekspor daerah ini berupa cengkih terus bergerak turun hingga mencapai Rp80.000/Kg dari sebelumnya Rp85.000/Kg pada pekan lalu.

"Harga cengkih terus bergerak turun, bahkan diindikasikan memasuki bulan September akan turun lagi berhubungan dengan di beberapa daerah mulai musim panen," kata Ina, seorang pengumpul yang ditemui di pertokoan pasar Mardika, Kamis.

Jadi kemungkinan harga cengkih ini akan turun lagi, lanjutnya, sebab informasi ini saya dapat dari pembeli terbesar yang ada di Kota Ambon.

Ina menjelaskan, dirinya hanya bertindak sebagai pengumpul saja, jadi hasilnya dijual lagi kepada para pembeli, jadi informasi perubahan harga selalu didapat dari para pembeli di daerah ini.

"Pengusaha pembeli selalu memantau harga di Surabaya sebagai pasar utama penjualan berbagai jenis hasil perkebunan daerah ini, jadi kalau terjadi perubahan di Surabaya pasti akan terjadi perubahan juga di Ambon," ujarnya.

Begitu juga dengan hasil perkebunan yang lain, lanjutnya, seperti biji pala, fuli pala(pembungkus biji pala), coklat, dan kopra masih bertahan.

"Harga fuli pala saja yang sampai saat ini masih sangat bagus yakni Rp144.000/Kg,kemudian biji pala bundar Rp64.000/Kg, coklat Rp27.000/Kg," ujarnya.

Kopra masih tetap terpuruk sampai sekarang ini yakni Rp4.700/Kg, hal ini membuat banyak petani yang membanting stir ke usaha yang lain, disamping ada juga yang menjual kepala langsung ke pasar memanfaatkan kesempatan harga bua kelapa tua di pasar sekarang ini berkisar antara Rp4.000 hingga Rp6.000/buah.

Hal ini terbukti banyak petani yang sudah jarang menjual kopra, dengan alasan mereka menjual buah kelapa langsung ke pedagang eceran di pasar.

Pewarta: John Soplanit

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018