Ternate, 21/9 (Antaranews Maluku) - Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut) terus berupaya memperkenalkan kuliner tradisional yang biasa disebut makanan kebun kepada para wisatawan yang berkunjung di daerah ini.

"Setiap wisatawan yang berkunjung di daerah ini selalu diarahkan untuk mencicipi makanan kebun dan diharapkan mereka kembali berkunjung, karena teringat makanan kebun itu," kata Kepala Disbudpar Ternate, Samin Marsaoly di Ternate, Kamis.

Makanan kebun yang umumnya dari bahan pangan lokal itu di antaranya berupa popeda dari sagu atau sari singkong dikomsumsi dengan kuah ikan, yang dimasak menggunakan berbagai jenis bumbu lokal.

Selain itu, menurut Samin Marsaoly, juga berupa ubi kayu dan ubi jalar yang dimasak dengan santang kelapa, sementara lauknya berupa sayur garu dari bahan jantung pisang dan bunga pepaya serta gohu ikan dari daging mentah ikan cakalang atau tuna yang dicampur dengan aneka jenis bumbu.

Untuk minuman, selain air guraka dari bahan jahe, gula merah dan buah kenari juga ada beragam minuman herbal lainnya, seperti sirup pala dan kopi rempah yang diracik dari campuran kopi lokal, cengkih, pala dan kayu manis.

Makanan kebun tersebut, kata Samin Marsaoly tidak hanya disajikan diwarung khusus menjual makanan tradisional itu, tetapi juga di restoran dan bahkan belakangan ini mulai disajikan pula di sejumlah hotel berbintang di Ternate.

Harga makanan kebun itu relatif murah, misalnya satu porsi popeda dengan lauk kuah ikan santang kelapa dan ikan bakar serta sayur garu hanya Rp30.000, sedangkan satu gelas air guraka dengan tambahan satu porsi pisang goreng Rp20.000.

Ia menambahkan, di Ternate ada pula yang menyajikan kuliner tradisional itu dengan menggunakan piring dari tempurung kelapa yang didesain seperti piring atau gelas, sehingga memberi sensasi tersendiri.

Pewarta: La Ode Aminuddin

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018